Thursday, 20 August 2015

Perpustakaan yang Tidak Standar Menjadi Kendala Sekolah Jalankan Gerakan Literasi

Kegiatan belajar mengajar di Perpustakaan SMPN 159 Tambora, Jakarta Barat, Kamis 13 Agustus 2015. Foto: MI/Arya Manggala

Sekolah menghadapi kendala dalam menjalankan Gerakan Literasi Sekolah. Buruknya infrastruktur perpustakaan tidak mendukung sekolah menjalankan program pemerintah tersebut.

"Yang belum siap perpustakaannya!" kata Kepala SMA 95 Jakarta, Nursyamsudin kepada Metrotvnews.com, Rabu (19/8/2015).

Nur menuturkan, bahwa pada umumnya luas perpustakaan sekolah di Ibu Kota hanya seukuran satu ruang kelas. "Satu kelas di Jakarta itu 72 meter persegi," imbuh Nur.

Seharusnya, lanjut Nur, luas perpustakaan sesuai standar yang ditetapkan dalam Permendiknas Nomor 24 tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana Sekolah di mana komposisi satu anak empat meter persegi.

"Luas perpustakaan minimal 144 meter persegi atau dua ruang kelas untuk menampung 36 anak," sambungnya.

Kendala yang sama juga di SMP 226 Jakarta. Kepala SMP 226 Khotim, menyampaikan perpustakaan di sekolahnya belum memiliki alat-alat yang memadai.

"226 perpustakaannya belum baik. Kami baru menempati gedung baru. Perpustakaan belum ada rak-rak buku," terang Khotim.

Khotim berharap dengan adanya gerakan tersebut, infrastruktur perpustakaan juga membaik. Dia yakin anak didik akan betah membaca jika perpustakaan nyaman.

"Anak-anak akan tertarik baca kalau perpustakaan sudah tersedia bahan-bahan yang diinginkan," kata Khotim.

Metrotvnews

Kemdiknas Targetkan Seluruh SD Miliki Perpustakaan 2015


BANYUMAS ~ Kementerian Pendidikan Nasional menargetkan seluruh sekolah dasar di Indonesia memiliki perpustakaan pada 2015 sebagai upaya meningkatkan kualitas murid.

“Sekarang sudah 30 persen SD yang mempunyai perpustakaan. Kita akan selesaikan dalam lima tahun mendatang,” kata Direktur Pembinaan Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar Kemdiknas Mudjito di sela-sela peresmian sejumlah sekolah yang direnovasi oleh Yayasan Tileng Belanda (Stichting Tileng Foundation Netherland) di Baturaden, Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu.

Menurut dia, peningkatan kualitas sekolah tidak hanya melalui perbaikan bangunan sekolah tetapi juga dengan pembangunan perpustakaan.

Dari jumlah total SD di Indonesia sebanyak 148 ribu sekolah, kata dia, saat ini sudah ada sekitar 50 ribu SD yang memiliki perpustakaan.

Pada tahun 2010, lanjutnya, ditargetkan sebanyak 20 ribu SD akan dibangun perpustakaan berikut isinya.

“Kami targetkan setiap tahunnya ada 20 ribu SD yang akan dilengkapi dengan perpustakaan sehingga dapat selesai dalam waktu lima tahun. Jadi kita tidak hanya memperbaiki ruang yang rusak tetapi juga meningkatkan kualitas anak,” jelasnya.

Menurut dia, anggaran untuk membangun sebuah perpustakaan berikut isinya ini sekitar Rp250 juta.

“Jika sekolah itu sudah ada ruang perpustakaan, berarti hanya menambah isinya saja. Akan tetapi bila belum memiliki, berarti harus menambah bangunan untuk perpustakaan,” jelasnya.

Sementara mengenai jumlah bangunan SD yang mengalami kerusakan, dia mengatakan, saat ini masih tersisa sembilan persen dari 148 ribu SD di seluruh Indonesia.

“Pada tahun 2003 ada 40 persen sekolah rusak yang merupakan bangunan inpres sekitar tahun 1968. Setelah dilakukan pembangunan melalui berbagai program pemerintah, saat ini tinggal sembilan persen,” katanya.

Kendati demikian, dia mengatakan, perbaikan terhadap bangunan sekolah harus dilakukan terus-menerus untuk menghindari kerusakan yang semakin parah.

Dia mengakui adanya sejumlah lembaga yang memberikan dana hibah untuk perbaikan bangunan melalui pendekatan berbasis sekolah, yakni uang tersebut langsung diserahkan kepada sekolah untuk pengelolaannya (swakelola, red.).

Akan tetapi, kata dia, jumlah lembaga pemberi hibah tersebut tidak banyak sehingga anggaran perbaikan bangunan sekolah sering kali dilakukan secara “sharing” antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

“Biasanya kita `sharing`, pemerintah pusat 90 persen dan daerah 10 persen. Melalui `sharing` ini diharapkan adanya kepedulian pemerintah daerah,” katanya.

Disinggung mengenai kemungkinan adanya rencana penambahan SD di Indonesia, dia mengatakan, hal itu tergantung kebutuhan atau permintaan masyarakat.

Menurut dia, saat ini Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) ingin meningkatkan Angka Partisipasi Murni (APM) terlebih dulu yang baru 95 persen sehingga dapat mencapai 100 persen.

“Kalau Angka Partisipasi Kasar (APK) sudah mencapai 115 persen. Kita ingin APM-nya bisa mencapai 100 persen,” katanya.

Menurut dia, belum tercapainya APM sebesar 100 persen ini disebabkan banyaknya anak yang putus sekolah di daerah-daerah terpencil.

“Kita ingin mengejar yang lima persen ini, antara lain dengan meningkatkan wajib belajar,” katanya.

Sumber: Rajawali News

Friday, 7 August 2015

IKAPI DKI Dukung Gerakan Minat Baca


Jakarta Book Fair (Jakbook) Ikapi DKI mendukung program pemerintah, khususnya peningkatan minat dan budaya baca. “Jakbook Ikapi DKI Jakarta tujuan mulianya adalah dalam rangka mendukung program pemerintah terutama sekali dalam rangka meningkatkan minat dan budaya baca masyarakat melalui event pameran buku,” kata Ketua Ikapi DKI Jakarta Afrizal Sinaro di Jakarta, Kamis (30/7).

Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) DKI Jakarta merupakan penyelenggara Pameran Buku Jakarta (Jakbook) yang tahun ini memasuki ke-25 kali. Jakbook Ikapi DKI 2015 digelar di Plaza Parkir Timur Senayan Jakarta, 27 Juli sampai 3 Agustus 2015. Pameran tersebut disponsori Bank DKI. Harian Republika menjadi media partner.

Ikapi DKI, kata Arizal, menyadari bahwa minat dan budaya baca masyarakat masih rendah, terutama sekali anak-anak sekolah. “Karena itulah, dalam event pameran ini, panitia juga menyiapkan beberapa acara menarik,” ujarnya.

Afrizal menjelaskan, Jakbook Ikapi DKI tidak hanya pameran buku. “Kami tidak hanya berjualan buku dan kebutuhan sekolah. Kami juga punya sejumlah acara yang sangat penting dan menarik, salah satunya Jakbook Festival,” papar Afrizal.

Jakbook Festival adalah salah satu bentuk kegiatan yang diadakan bersama antara Ikapi DKI dan Gerakan Ayo Membaca Indonesia (AMIND) untuk membuat program workshop dengan tema “membaca itu sama mudahnya dengan menulis” dan “membaca itu menyenangkan”.

Workshop tersebut ditujukan untuk guru-guru dan murid-murid, dan dilaksanakan sejak hari kedua pameran, yakni Selasa (28/7) hingga hari terakhir pameran, yakni Senin (3/8). Dalam satu hari ada dua sesi, yakni pukul 10 pagi dan pukul 13 siang.

Afrizal menegaskan, workshop tersebut dinilai sangat penting. “Program ini didukung penuh oleh tim pengembangan literasi Kemendikbud. Sebab ini akan menjadi program Kemendikbud untuk peningkatan budaya literasi,” tuturnya.

Peminat workshop tersebut ternyata tidak hanya dari ibukota Jakarta, tapi juga berbagai daerah di Indonesia. Contohnya Depok, Pamekasan (Madura) dan Palangkaraya. “Mereka yang datang itu adalah para pejabat dinas pendidikan, pengawas dan guru,” papar Afrizal.

Sumber: ROL

Friday, 31 July 2015

Seminar Perpustakaan Sekolah di JAKBOOK FES 2015


Panggung Jakarta Book Fair (Jakbook) Ikapi DKI 2015 hari ini, Jumat (31/7) diisi dengan berbagai acara menarik. Salah satunya adalah workshop literasi tentang praktik menata perpustakaan. Acara tersebut diadakan pukul 10.00-11.30 dengan nara sumber Susanti dan Amanda.

Pada pukul 13.30 sampai 15.00, panitia menggelar talk show tentang membangun nilai-nilai lingkungan sekolah yang menyenangkan. Talk show tersebut mengangat topik tentang membangun lingkungan sekolah hijau berkebun hidroponik.

Pada pukul 15.30-16.00, panggung Jakbook akan diisi dengan live MNC TV “Jakarta To Day”. Setelah itu, panitia mengadakan seminar untuk kepala sekolah/guru madrasah se-Jadebotabek yang mengusung topik “Membangun lingkungan sekolah penuh harapan. Narasumbernya adalah Kampung Sarjana.

Jakbook Ikapi DKI 2015 digelar di Plaza Parkir Timur Senayan Jakarta, 27 Juli hingga 3 Agustus 2015. Pameran tersebut diadakan oleh Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) DKI Jakarta. Jakbook 2015 merupakan kali yang ke-25.

Jakbook Ikapi DKI 2015 disponsori oleh Bank DKI. Harian Republika menjadi media partner.

Sumber: ROL

Thursday, 9 July 2015

Perpustakaan Sekolah di Sabah Malaysia Runtuh, 18 Tewas


Sebagian langit-langit perpustakaan di Sekolah Menengah Kebangsaan Agama Mohamad Ali dekat Ranau, runtuh akibat gempa bumi yang melanda daerah itu hari ini.

Satpam sekolah itu, Mohd Ruzali Suhaili mengatakan reruntuhan itu terjadi sekitar pukul 10.55 pagi, namun tidak ada siswa atau guru berada di situ itu karena pusat sumber tersebut ditutup sejak kejadian gempa bumi melanda daerah itu 5 Juni lalu.

"Sebagian langit-langit itu memang sudah runtuh ketika gempa bumi baru-baru ini dan langit-langit yang runtuh kali ini memang telah retak sebelum ini," katanya kepada Reuters ketika ditemui di sekolah itu hari ini.

Dia mengatakan ketika gempa itu semua siswa dan guru-guru berkumpul di satu ruang terbuka di sekolah bersangkutan.

Sementara itu, pejabat humas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Sabah Mohd Affendy K Ramin dalam satu pernyataan mengatakan pihaknya meninjau lokasi kejadian sekitar pukul 12.04 siang tadi.

"Langit-langit itu memang telah runtuh akibat gempa pagi tadi. Namun tidak ada cedera dan kecelakaan jiwa dilaporkan," katanya.

Satu gempa lemah berukuran 3,5 pada skala Richter melanda daerah ini pada pukul 10.54 pagi tadi.

Gempa itu berpusat di 22 km barat Ranau dan itu merupakan gempa susulan setelah gempa bumi berkekuatan 5,9 pada skala Richter mengguncang Ranau serta menewaskan 18 nyawa pada 5 Juni lalu.

- Bernama

Perpustakaan MAN 1 Pekanbaru Terbaik se-Provinsi Riau



PEKANBARU - Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) Riau, Rabu (10/6/2015) menggelar lomba perpustakaan sekolah tingkat SMA/MA/SMK se-Provinsi Riau 2015. Dari delapan kabupaten/kota peserta, MAN 1 Pekanbaru berhasil meraih nilai tertinggi dan menjadi juara pertama pada ajang tahun ini.

MAN 1 Pekanbaru berhasil membukukan nilai 998, mengalahkan MAS Nurul Hidayah Bengkalis dengan selisih tiga poin 995. Sementara SMAN 1 Tambusai Rohul ada pada peringkat tiga dengan nilai 990. Kegiatan rutin tersebut kemarin dilaksanakan di aula lantai III Puswil Soeman Hs, Pekanbaru.

Dibuka Kepala BPAD Riau Yoserizal Zen, acara dihadiri seluruh peserta yang mempresentasikan kualitas dan kelengkapan fasilitas serta kemudahan akses masing-masing perpustakaan sekolah yang menjadi peserta.

“Memberikan penguatan konten lokal di perpustakaan sekolah, condong kepada budaya Melayu harus mulai diterapkan. Sehingga peserta didik mampu memiliki pengetahuan tentang akar kebudayaannya sendiri,” kata Yose dalam sambutannya.

Selain itu keberadaan perpustakaan sekolah, lanjutnya diharapkan bisa memberikan pemahaman kepada siswa. Karena melalui sejarah-sejarah yang ada, anak-anak Riau tidak menjadi orang yang lupa dengan sejarah kampungnya sendiri.

“Kami mengajak kabupaten/kota supaya peduli dengan konten lokal. Menyediakannya di perpustakaan masing-masing,” ajaknya.

Menurut laporan panitia yang disampaikan salah seorang Kasi di BPAD Riau Irwan, menyebutkan dari 12 kabupaten/kota, hanya delapan daerah yang mengikuti lomba. Kecuali Siak, Indragiri Hulu, Indragiri Hilir dan Kampar. Kegiatan tersebut dilaksanakan sebagai salah satu sarana dalam proses pembelajaran di sekolah.

“Manfaat perpustakaan sekolah, bisa menjadi sarana pendidikan siswa. Kami menilai perlu mendorong untuk terus digalakkan keberadaan perpustakaan sekolah melalui kegiatan ini,” katanya.

Selain itu peringkat harapan satu yang juga diberikan penghargaan adalah SMAN 1 Pelalawan, dan SMAN Pintar Kuansing sebagai peringkat harapan dua. Pada lomba ini dipimpin tiga juri yang melakukan penilaian. Mereka adalah Media Efayani, Rosman H, dan Kun Wardoyo. Guna menilai kelengkapan fasilitas dan sarana prasarana perpustakaan. Dimana masing-masing peserta memaparkan secara detail dihadapan dewan juri.(egp/sul)

Sumber: RIAUPOS

40 Pengelola Perpus Batang Belajar ke Jepara



BATANG- Sebanyak 40 pengelola perpustakaan sekolah dan perpustakaan desa se Kabupaten Batang berkesempatan belajar segala hal terkait pengelolaan perpustakaan melalui kegiatan bintek yang dibidani Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah (Perpusda) Batang, Senin sampai Rabu hari ini. Tak cukup itu, setelahnya peserta juga akan diberangkatkan ke Jepara guna belajar dari mereka yang sudah teruji.

“Perpustakaan, di manapun itu, memiliki misi utama dalam meningkatkan kecerdasan dan pengetahuan masyarakat. Karena itu, seiring perkembangan perpustakaan yang berfungsi sebagai pusat kegiatan belajar mengajar, pusat penelitian sederhana, serta pusat pembinaan minat dan kebiasaan membaca, maka bimbingan, pelatihan, arahan, dan sejenisnya sangat diperlukan bagipara pengelola perpustakaan sekolah maupun desa,” kata Kepala Kantor Perpusda Batang, Putut Husamadiman SE, saat membacakan sambutan Bupati.

Karena itu, lanjut Putut, perpus sekolah dan perpusdes dituntut kian mampu menyelenggarakan pelayanan prima, dengan menyediakan buku-buku bermutu, baru, dan ditunjang dengan aplikasi teknologi informasi, sehingga perkembangan kebutuhan pengguna jasa perpustakaan bisa terpenuhi.

Kasie Pembinaan, Pengembangan, dan Pengawasan, Sulistianto SH, mengungkapkan, bintek diikuti 40 peserta, terdiri dari 20 pengelola perpustakaan sekolah dan 20 pengelola perpusdes. Selama tiga hari itu, mereka mendapatkan banyak materi terkait pengelolaan perpustakaan, yakni dari pengantar, pelayanan, pengadaan dan pengolahan koleksi, pengembangan perpustakaan sekolah dan perpusdes, hingga pengenalan otomasi perpustakaan.

“Narasumber kita siapkankan, baik dari Barpusda Provinsi Jawa Tengah maupun dari Kantor Perpusda Batang. Paling tidak, dalam tiga hari ini peserta memahami tata kelola perpustakaan yang baik dan benar,” ungkapnya.

Tak cukup itu, sehari setelah bintek, pesertapun bersama jajaran Perpusda Batang akan bertandang ke Jepara. Mereka akan melihat sendiri bagaimana pengelolaan Perpusda Jepara yang pernah menyabet juara provinsi dan Perpusdes Tolakan Kecamatan Donorejo. Study banding itu diharapkan kian memberikan gambaran tentang pengelolaan perpustakaan yang baik dan benar.

“Batang telah memiliki tiga perpusdes mitra perpuseru, yang terbukti telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sebagai pusat belajar dan berkegiatan yang berbasis pada TIK. Ketiganya juga berhasil memborong 10 dari total 13 kategori penghargaan perpuseru award di Bali. Keberhasilan inilah yang akan direplikasi ke 12 perpudes di 12 kecamatan,” terang Sulis. (sef)

Sumber: Radar Pekalongan

Program 100 Perpustakaan Sekolah di Tanggamus Tercapai



Kota Agung -- Program 100 perpustakaan sekolah yang dibuka untuk umum oleh Pemerintah Kabupaten Tanggamus sudah berjalan. Hal ini dinyatakan oleh Kepala Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi (KPAD) Tanggamus Razi Azanisyah.

Menurut keterangannya, pihaknya telah mendistribusikan buku untuk 100 perpustakaan sekolah yang ditunjuk sebagai perpustakaan umum. Program ini sudah dicanangkan oleh Bupati Tanggamus Bambang Kurniawan sejak awal tahun. Kegiatan ini bertujuan agar memberikan kesempatan kepada masyarakat luas untuk ikut menikmati buku-buku bacaan sesuai seleranya di perpustakaan.

“Saat ini sudah ada 100 perpustakaan sekolah yang dibuka untuk umum. Kami sudah membantu dengan mendistribusikan buku, supaya perbendaharaan buku di perpustakaan-perpustakaan tersebut bertambah,” katanya, Kamis (2/7).

100 perpustakaan ini berada di setiap kecamatan Kabupaten Tanggamus, serta diberikan plang pemberitahuan untuk membedakan antara perpustakaan sekolah dan yang sudah dibuka untuk umum. Rata-rata dalam satu kecamatan terdapat 5 perpustakaan, di tingkat SD, SMP, SMA. Warga yang berminat untuk membaca, dipersilahkan mendatangi sekolah dan meminta izin kepada pihak sekolah.

“Sekolah yang perpustakaannya sudah dibolehkan untuk umum akan dipasang plang, hal ini agar memudahkan masyarakat dan mereka tahu. Sementara ini sudah ada sebagian sekolah yang memasang plang dan akan diberlakukan untuk semua,” terangnya.

Masih menurut Razi, dalam melaksanakan kegiatan ini, pihaknya bekerjasama dengan Dinas Pendidikan (Disdik). Disdik berperan menyediakan sarananya, berupa perpustakaan dan buku. Sementara pihaknya menambah perbendaharaan buku, semua ini dilakukan dengan harapan semua kebutuhan buku bagi masyarakat bias terpenuhi. Sebab, tidak mungkin masyarakat akan membaca buku pelajaran, tentunya buku yang berkaitan dengan profesi seperti pertanian, peternakan dan bacaan umum lainnya.

“Desa yang memiliki perpustakaan sendiri ada 100 pekon, sedangkan 199 pekon lainnya belum memiliki. Kami berharap dalam kurun waktu 3 tahun ke depan 199 pekon ini bias mempunyai perpustakaan semua. Sehingga diminta untuk membangun perpustakaan, bukunya nanti akan dibantu oleh KPAD,” ujar dia.

Sumber: LAMPOST.CO

Lowongan Kepala Perpustakaan Universitas Persada Indonesia Y.A.I


Dibuka kesempatan berkarir sebagai Kepala Perpustakaan Perguruan Tinggi di Universitas Persada Indonesia Y.A.I bagi lulusan S2 Ilmu Perpustakaan [dan Informasi].

Bagi yang berminat dipersilahkan mengirimkan surat lamaran lengkap, ditujukan kepada Kepala Bagian Personalia dan PSDM Y.A.I dengan alamat Jl. Proklamasi No. 84, Kelurahan Pegangsaan, Jakarta Pusat 10320.

Sumber: KLIK

Tuesday, 28 April 2015

Fraksi PD: Semoga Jadi Perpustakaan Terlengkap di Asia Tenggara

Desain Gedung Baru DPR RI

Wacana pembangunan gedung baru DPR terus bergulir.

Sekretaris Fraksi Partai Demokrat Didik Mukriyanto mengatakan pihaknya mendukung bila DPR melakukan pembangunan perpustakaan dan pusat riset.

"Kalau terkait itu harus buka diri, karena DPR ini sumber informasi, agar rakyat juga bisa akses apa saja yang jadi produk DPR dengan hadirnya perpustakaan ini, sebagai sarana mendekatkan kepada kita," kata Didik di Gedung DPR, Jakarta, Senin (27/4/2015).

Didik mengatakan wacana tersebut masih dibahas di Badan Legislatif DPR. Sedangkan untuk perpustakaan merupakan kebijakan fungsional agar publik semakin dekat dengan DPR.

Anggota Komisi III DPR itu berharap perpustakaan tersebut menjadi kebanggaan bangsa.

"Semoga jadi perpustakaan terlengkap di Asia Tenggara," ujarnya.

Ia mengatakan perpustakaan tersebut juga memiliki fasilitas teknologi informasi terbaru.

Sehingga tidak hanya berfungsi untuk perpustakaan secara tradisional tetapi juga dapat digunakan sebagai pusat riset.

"Ide ini kan pimpinan DPR, BURT. Pernah disampaikan, tapi detilnya kan perlu pembahasan. Pembahasannya masih di BURT. Setelah, kan baru ke fraksi-fraksi. Kalau perpustakaan (Demokrat) sih setuju-setuju saja," imbuhnya.

Sumber: TRIBUN

ICW: Buat Perpustakaan Online Bukan Gedung Baru

Ilustrasi Perpustakaan Digital

Indonesia Corruption Watch (ICW) menilai alasan pembangunan gedung baru DPR, untuk menyediakan fasilitas bagi perpustakaan modern dan lengkap, adalah alasan klise.

Peneliti ICW, Donal Fariz menilai tidak tepat jika ingin membangun perpustakaan modern yang lengkap, harus membangun gedung baru. Sebab menurutnya di era digital saat ini, hal itu bisa dilakukan dengan membuat database sistem online.

"Kalau mau mendukung data tidak lerlu bangun gedung, cukup bangun sistem database saja dengan sistem online," katanya kepada Republika, Senin (27/4).

Menurutnya, penyimpanan data dan arsip melalui gedung perpustakaan merupakan cara berpikir yang kontraproduktif. Padahal bisa dimudahkan dengan perpustakaan berbasis online.

Ia menyebutkan dengan ini pemerintah tidak perlu menghabiskan biaya anggaran besar untuk proyek gedung baru. Cukup hanya 2-3 orang yang mengoperasionalkan lewat teknologi informatika. Ini dirasanya lebih modern ketimbang sebuah gedung.

Sebelumnya anggota Komisi I DPR RI Syaiful Bahri Anshori mengatakan pembangunan gedung baru ini untuk membuat DPR lebih maju dan modern. Oleh karena itu, Donal membantah alasan memodernkan dan memajukan DPR yang dianggapnya klise.

Majunya legislatif bukan dilihat dari fisik tapi kinerja para wakil rakyatlah yang harus ditingkatkan. Selain itu Ketua DPR RI Setya Novanto mengungkapkan pada Jumat (25/4) tujuan rencana ini ingin membuat gedung DPR sebagai ikon naisonal.

"Saya tidak melihat adanya urgensi dalam pembangunan gedung baru," tegas peneliti ICW itu.

Sumber: REPUBLIKA

Jika untuk Perpustakaan, Pembangunan Gedung Baru DPR Boleh Didukung

Desain Gedung Baru DPR

Guru Besar Politik Universitas Indonesia (UI), Maswadi Rauf mengatakan jika memang pembangunan gedung baru DPR untuk kepentingan masyarakat, maka perlu didukung. Sebab hal ini akan berdampak positif mendukung kebijakan anggota dewan untuk masyarakat.

"Apa yang dipersoalkan itu harus dibahas berdasarkan data. Jadi itu untuk mendukung kebijakan pemerintah," katanya saat dihubungi ROL, Senin (27/4).

Menurutnya, anggota DPR rapat membahas kebijakan bukan hanya bicara dengan angan-angan belaka. Namun harus didukung dengan data dan sumber-sumber referensi. Misalnya, masalah kebijakan pertanian, maka mereka harus memiliki data permasalahan dan akses informasi terkait hal itu.

Perpustakaan di gedung baru ini, kata dia, harus lengkap sehingga bisa menjadi akses informasi yang mumpuni untuk kinerja anggota legislatif. Setiap komisi yang membahas isu masing-masing juga bisa memiliki database yang bisa dijadikan acuan.

Namun, menurutnya jika pembangunan gedung baru di luar perpustakaan maka itu bukanlah sesuatu yang perlu. Sebab, yang lebih urgensi adalah perpustakaan.

"Selama ini kelemahan anggota DPR adalah tidak memiliki tempat menyimpan data dan arsip informasi," tandasnya.

Sebelumnya pembangunan gedung DPR ini memang salah satunya memenuhi fasilitas perpustakaan dan museum. Gagasan ini diungkapkan Ketua DPR RI Setya Novanto pada Jumat (25/5) lalu. Gagasan ini menuai banyak protes dari LSM yang menilai tidak ada urgensi dalam pembangunan gedung baru.

Sumber: REPUBLIKA

Gedung Baru DPR Harus Ada Perpustakaan



Rencana pembangunan gedung baru parlemen diusulkan berupa perpustakaan.

"Kalau perpustakaan itu memang perlu karena itu memang kelemahan DPR saat ini. Anggota DPR tidak bekerja dengan data," kata guru besar politik Universitas Indonesia (UI) Maswadi Rauf, Senin (27/4).

Alasannya, perpustakaan memang diperlukan bagi anggota DPR yang hasil kerjanya harus berdasarkan data.

Menurutnya, perpustakaan memang dibutuhkan sebagai sumber data dan informasi bagi anggota dewan. Harus ada perpustakaan yang lengkap yang nantinya menjadi akses mereka menggali data dari semua bidang yang ditangani DPR.

Ia mencontohkan, misalnya, pembahasan mengenai masalah kehutanan, maka legislatif perlu memiliki data mengenai permasalahan tersebut. Ditambah sumber-sumber yang mendukung penyelesaian problematika yang akan dibahas. “Jadi, ketika akan membahas bersama anggota dewan dengan pihak yang terkait, anggota DPR memiliki bukti dan sumber kuat sehingga penyelesaian lebih mudah,” tegasnya.

Kekurangan data itulah yang diakui Maswadi menjadi kelemahan anggota DPR yang selama ini bekerja tanpa memiliki data.

Sumber: REPUBLIKA

Monday, 27 April 2015

40 Persen Sekolah di Kabupaten Berau Belum Miliki Perpustakaan

Ilustrasi
Untuk beberapa daerah, Perpustakaan sekolah masih banyak yang belum memiliki perpustakaan. Namun dari kondisi tersebut diharapkan ada daerah yang benar-benar serius untuk menyediakan fasilitas perpustakaan sekolah.

Di wilayah Kabupaten Berau Kalimantan Timur, Sekolah yang sudah memiliki perpustakaan baru sekitar 60%. Namun jumlah tersebut masih jumlah perkiraan yang bisa saja tidak sesuai dengan jumlah yang ada di lapangan. Dengan demikian berarti masih ada sekitar 40 Persen Sekolah di Kabupaten Berau Belum Miliki Perpustakaan.

Dikutip dari korankaltim.com (1/5/14), diberitakan bahwa Kepala Perpustakaan Umum Berau, HM Irsani menjelaskan 60 persen dari jumlah sekolah berbagai jenjang, baik SD, SMP dan SMA dan sederajat di Berau telah memiliki perpustakaan sekolah. Hal itu tentu memberi kabar baik bertepatan peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun ini.

Meski demikian, terdapat pula beberapa sekolah bekerjasama perpustakaan umum dalam proses mengelola isi perpustakaan di Berau.

“Saat ini, kami bisa sedikit berbangga dengan kemajuan dicapai dunia pendidikan di Berau. Karena, tak hanya meraih prestasi saja, tapi fasilitas perpustakaan buku pelajaran dan umum. Karena, 60 persen sekolah SD, SMP dan SMA di Berau sudah punya perpustakaan,” ujar Israni kepada Koran Kaltim, kemarin.

Ia menegaskan, pencapaian itu tak terlepas dari dukungan bupati Berau, dinas pendidikan dan kepala sekolah. Hal lain, perpus-takaan sekolah berkoor-dinasi dengan perpus-takaan umum untuk penyediaan buku pela-jaran dan buku bacaan umum.

Selain itu, Rabu (7/5) mendatang, pihak perpustakaan umum meng-gelar sosialisasi pengelolaan perpustakaan diikuti kepala sekolah.

“Dukungan bupati dan berbagai pihak menjadi faktor utama berdirinya Perpustakaan Umum Berau. Tak hanya memiliki kantor yang cukup, melainkan fasilitas penunjangnya juga luar biasa. Dengan sosialisasi perpustakaan menyasar guru dan siswa, diharapkan dapat meningkatkan minat baca,” tambahnya.

Sumber: DUNIA PERPUSTAKAAN

Jawa Barat Canangkan Perpustakaan Sebagai Destinasi Wajib Dikunjungi


Minat baca masyarakat saat ini terus berkurang, terutama semenjak adanya kemajuan tekonologi atau era digital.

Menurut Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Barat, Netty Prastyani, kenyataanya saat ini buku bukan menjadi kebutuhan primer bagi masyarakat. Karena itu, perlu strategi bagaimana caranya perpustakaan mampu menjadi tempat untuk membaca dan mencari referensi. Sehingga, nantinya menjadi sebuah kebutuhan.

“Maka dari itu saya ingin canangkan perpustakaan menjadi destinasi wajib dikunjungi,” ujar Netty kepada wartawan usai acara pembukaan Festival Literasi Jawa Barat di Kantor Bapusipda Provinsi Jawa Barat Bandung, akhir pekan lalu.

Netty mengatakan, semua masyarakat harus disadarkan sepenuhnya bahwa membaca merupakan jendela pengetahuan. Tanpa membaca, sangat mustahil orang memiliki pengetahuan yang cukup memadai untuk membangun diri, cita-cita dan pembentukan karakter.

"Dengan membaca, semua pengetahuan bisa kita peroleh. Makanya ini harus terus digelorakan," katanya.

Netty menilai, untuk menggugah kesadaran masyarakat tentang pentingnya membaca dan tertarik datang ke perpustakaan, harus dilakukan berbagai upaya. Salah satunya, Ia berharap perpustakaan bisa mengganti wajahnya. Yakni, dari imej suasana kurang nyaman, koleksi bukunya terbatas, berdebu dan pustakawannya kurang ramah menjadi tempat yang nyaman untuk didatangi. Yakni, tempatnya bersih, koleksi bukunya komplit dan ruangannya nyaman.

"Dengan adanya perubahan di setiap perpustakaan yang kita miliki tentu akan menjadi motivasi untuk penasaran datang ke perpustakaan, seperti halnya ada story telling dan ada jaringan internet," katanya.

Plh Sekda Provinsi Jawa Barat, Iwa Karniwa mengpresiasi dilaksanakannya kegiatan ini. Apalagi acara ini bertepatan dengan Hari Buku Internastional dan Peringatan Hari KAA ke 60.

Jika diperhatikan, kata dia, yang menjadi negara maju di kawasan Asia Afrika adalah negara-negara yang masyarakatnya memiliki budanya baca.

“Negara-negara tersebut bisa maju karena mereka membangun budaya baca di negara masing-masing di negara Asia seperti Singapura, Jepang dan Korea,” katanya.

Iwa berharap, melalui kegiatan Festival Literasi Jawa Barat ini mampu membangun budaya baca masyarakat. Sehingga, mampu merubah paradigma masyarakat ke arah cerdas informasi guna meningkatkan sumber kualitas daya manusia Jawa Barat.

Sumber: REPUBLIKA

Lowongan Kerja Pustakawan di Universitas Multimedia Nusantara [Kompas Group]


Informasi lowongan kerja pustakawan di bulan April ini datang dari kampus ternama milik jaringan Kompas Group yaitu Universitas Multimedia Nusantara di daerah Serpong Tangerang.

Universitas Multimedia Nusantara merupakan salah satu universitas yang berada dibawah naungan bendera Kompas Group.

UMN didirikan pada tanggal 25 November 2005 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 169/D/O/2005 yang operasionalnya secara resmi dikelola oleh Yayasan Multimedia Nusantara.

Yayasan ini didirikan oleh Kompas Gramedia, sebuah kelompok usaha terkemuka yang bergerak di bidang media massa, penerbitan, percetakan, toko buku, hotel dan jasa pendidikan.

UMN merupakan sebuah lembaga perguruan tinggi dengan teknologi informasi dan komunikasi sebagai dasar dalam setiap proses belajar mengajar di tiap mata kuliah yang diselenggarakannya.

UMN Didukung oleh keberadaan para tenaga pengajar yang profesional dan berpengalaman di bidang pendidikan serta penyelenggaraan program mata kuliah yang terarah dan terintegrasi akan menghantar UMN menjadi universitas unggulan di tingkat nasional maupun internasional.

UMN disasarkan menjadi inspirasi bagi hadirnya paradigma pendidikan baru bagi kaum muda Indonesia sehingga mampu menghasilkan lulusan berkompetensi tinggi dan berjiwa wirausaha berbasis teknologi (technopreneurship).

Saat ini Universitas Multimedia Nusantara sedang membutuhkan banyak perekrutan staff diantaranya yaitu staff perpustakaan.

Kualifikasi:
  1. Pendidikan S1 Ilmu Perpustakaan
  2. Gemar menjalin relasi interpersonal dan mengutamakan pelayanan kepada pelanggan
  3. Lincah, komunikatif, dan teliti
  4. Lebih disukai memiliki pengalaman kerja di Perpustakaan Universitas

Jika anda tertarik dan berminat, silahkan segera kirimkan surat lamaran anda lengkap dengan CV, hasil Scan Ijazah dan Transkrip nilai, pas foto terbaru, dan portofolio [jika diperlukan].

Kirimkan Lamaran anda ke HRD Departement Universitas Multimedia Nusantara | Scientia Garden, Jl. Boulevard Gading Serpong, Tangerang. | Email: recruitment@umn.ac.id dengan subject: Posisi yang dilamar | sumber: umn.ac.id

ALUS Goes To Schools, Pengabdian kepada Dunia Perpustakaan

Kegiatan AGTS dari ALUS di SDN Jetak Sidokarto Godean. Foto: Febriyanto
SLEMAN (KRjogja.com) - "Jadi buku itu juga bisa sakit adik-adik. Kalau ditayangan tadi umpama buku sudah sakit, yang ngobatin siapa?" tanya Nur Shifa Fauziyah.
"Yang ngobatin pustakawan," jawab anak-anak SDN Jetak Sidokarto Godean kompak.
"Nah betul sekali. Kalau begitu buku harus dibaca biar tidak sakit," ucap Shifa.

Begitu sekilas kegiatan ALUS Goes To School (AGTS) 'Jogja-Jateng Tour' di SDN Jetak Sidokarto Godean Sleman, Sabtu (25/4). Kegiatan yang digagas Asosiasi Mahasiswa Ilmu Perpustakaan (ALUS) dengan dukungan SKH Kedaulatan Rakyat ini dalam rangka memperingati hari buku sedunia (World Book Day) pada 23 April. Diselenggarakan secara serentak di 9 SD, SMP dan SMA di wilayah DIY-Jawa Tengah, yakni SDN Jetak Godean Sleman, SDN Putren Bantul, MTsN Janten Kulonprogo, SD Muhammadiyah Condongcatur Sleman, SMP Muhammadiyah 2 Bambanglipuro Bantul, SMP Muhammadiyah Plus Magelang, MAN 2 Wates Kulonprogo, SMAN Bandungan Magelang dan MI Jagalan Magelang.

Ketua Panitia AGTS Riska Nugraheni menjelaskan, beberapa kegiatan digelar dalam AGTS ini, seperti pendidikan pemakai (User Education), pengolahan perpustakaan singkat, permainan edukatif di perpustakaan dan mendongeng (Game at The Library and Story Telling). "Melalui kegiatan ini diharapkan kualitas perpustakaan yang ada di sekolah dapat meningkat. Sekaligus diiringi peningkatan minat baca siswa," lanjut Riska sela kegiatan.

Sedang Nur Shifa Fauziyah yang juga sekretaris umum ALUS menegaskan melalui kegiatan ini pihaknya ingin memberikan fakta riil pada pemerintah mengenai kondisi perpustakaan di sekolah. Hanya saja nantinya tidak melalui rekomendasi secara khusus.

"Kami akan membuat hasil penelitian dalam bentuk buku yang kemudian kami berikan pada pihak sekolah. Jika memang dari sekolah menginginkan ada pendampingan pengolahan perpustakaan, kami juga siap," ucapnya.

Sementara ALUS sendiri merupakan organisasi independen mahasiswa D3 dan S1 Ilmu Perpustakaan yang berdiri sejak 7 Maret 2007. Mereka terus memegang komitmen dalam pengembangan kepustakawan di Indonesia. Sekaligus sebagai penyalur gagasan-gagasan yang dimiliki mahasiswa kepada instansi maupun masyarakat. (*-5)
Sumber: KR

Monday, 30 March 2015

Dorong Siswa Gemar Membaca

Gemar membaca.

Surabaya sebagai Kota Literasi dimantapkan. Pasalnya, Dinas Pendidikan (Dindik) Surabaya menjadikan membaca bagian dalam kurikulum lokal.

Selain itu, Dindik juga pasang target 1 juta judul buku terbaca siswa SD, SMP, dan SMA, dalam kurun waktu April- Desember 2015. Kepala Dindik Surabaya Ikhsan mengatakan, jumlah buku yang dibaca per siswa beragam. Untuk SD bisa 20 buku, SMP 15 buku, dan SMA/SMK 10 buku dalam periode ini. Dindik juga mengklasifikasi bobot buku untuk masing-masing jenjang.

“Untuk siswa SD bisa buku cerita tipis, SMP buku pengetahuan, SMA bukunya cenderung tebal semacam buku kuliah. Yang penting baca buku apa pun yang disenangi, kami rekomendasikan buku-buku sastra,” kata Ikhsan, kemarin. Tidak memerlukan cara sulit untuk mengontrol buku yang terbaca.

Sebelum membaca, siswa cukup mengisi formulir dan melapor kepada petugas sekolah setelah membaca buku pertama hingga terakhir. “Selesai membaca, siswa ditugasi mengingat intisari dan membuat ringkasan. Untuk memudahkan membuat ringkasan, kami sediakan panduan, bisa melihat Guide Resume di www.dispendiksurabaya.go.id , untuk membantu merangsang otak menulis apa yang sudah terserap.

Di dalamnya juga tercantum strategi cara baca yang efektif,” kata mantan kepala Bapemas dan KB ini. Program ini mendapat apresiasi pihak sekolah. Kepala SMA Al-Hikmah, Andi Sugeng Wayudi, mengatakan siap mendukung program tersebut. Di Al-Hikmah, kata Andi, sudah lama mewajibkan satu anak meminjam delapan buku dalam satu semester.

“Untuk buku yang dipinjam bisa sastra dan genre umum,” kata Andi. Sejak 2007, kata Andi, sekolah memberlakukan kurikulum wajib baca lewat mata pelajaran (mapel) Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Sekarang dikhususkan pada mata pelajaran Kesenian.

Program ini dinamai Anotasi, tiap siswa me-resume buku sepanjang 200 kata dan masuk penilaian psikomotor. Perpustakaan SMP-SMA Al- Hikmah memiliki lebih dari 35.000 koleksi buku. Jumlah tersebut di luar majalah serta buletin. Ini menjadi salah satu latar belakang perpustakaan mendapat juara 2 tingkat Provinsi Jatim sebagai perpustakaan terbaik.

Tak berhenti di sini, para siswa diajarkan berbagi buku lewat program CSR Bedah Perpus. Program menjadikan siswa gemar membaca di SDN Bubutan IV lebih menarik lagi. Bahkan, sekolah di Jalan Semarang ini menjadi model percontohan Sekolah Literasi tingkat nasional.

Banyak sekolah serta Dindik dari sejumlah daerah di Indonesia datang studi banding. Ada dari Bandung dan Kalimantan. Sementara pada program Surabaya Kota Literasi, para siswa yang tuntas membaca akan mendapat sertifikat yang dibubuhi tanda tangan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini bertepatan dengan puncak Surabaya Inspiring School pada Desember 2015.

Bagi yang belum bisa mencapai target tak perlu kecewa karena mereka bisa mengikuti program ini tahun berikutnya.
** Soeprayitno

Sumber: KORAN SINDO

Thursday, 26 March 2015

Anak Indonesia Paling Malas Baca Buku

Minat baca anak Indonesia sangat rendah, begitu juga minat mengunjungi perpustakaan. (Foto: dok. Okezone)

Anak Indonesia ternyata paling malas membaca buku. Salah satu indikatornya, Indonesia menduduki peringkat kedua terbawah survei minat baca yang dilakukan The Programme for International Student Assessment (PISA). Enggak cuma itu, kemampuan sains dan matematika pelajar Indonesia juga paling buncit dari 65 negara yang disurvei PISA.

Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan, wilayah negara yang luas dan jumlah penduduk besar merupakan salah satu faktor yang memengaruhi buruknya prestasi Indonesia tersebut. Bahkan, keadaan makin parah pada daerah terpencil dan minim akses transportasi.

"Di sisi lain, kondisi ini menjadi tantangan bagi pemerintah. Jika seluruh tantangan bisa diselesaikan, maka jumlah penduduk yang besar akan menjadi kekuatan bagi bangsa Indonesia," ujar Anies, di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu (25/3/2015).

Ironisnya, Anies mengakui, tidak hanya minat baca, minat anak-anak Indonesia ke perpustakaan juga rendah. Bahkan, fasilitas perpustakaan memadai di beberapa sekolah pun tidak dimanfaatkan dengan baik.

"Kami memang bertekad meningkatkan minat baca masyarakat mengingat perannya yang berbanding lurus dengan perkembangan ilmu pengetahuan di Tanah Air," imbuh Mantan Rektor Universitas Paramadina itu.

Komitmen memperbaiki bidang matematika, sains dan minat baca anak-anak Indonesia ini akan dimulai dengan membenahi para pengajar. Sebab, guru berperan penting dalam pembelajaran dan percontohan. Anies akan menjadikan para guru sebagai pelopor utama gerakan menaikkan minat baca.

"Langkahnya adalah membiasakan guru untuk membaca. Kebiasaan guru dalam membaca pasti akan menurun kepada siswanya," tutur Anies.

Perubahan juga akan dilakukan pada kurikulum. Orientasinya, kata Anies, akan menuju pembudayaan minat baca. Perpustakaan pun akan dibuat sebagai tempat yang lebih familiar untuk para siswa. (rfa)

Sumber: OKEZON

Tuesday, 24 March 2015

Miris, Bangunan Lapuk Timpa Perpustakaan SDN 1 Mekarharja

Bangunan tua bekas rumah makan di dusun Cibentang, Desa Mekarharja, Kec. Purwaharja, atau tepatnya di perbatasan Jabar-Jateng, ambruk dan menimpa atap SDN 1 Mekarharja. Foto: Hermanto/HR

Bangunan lapuk bekas rumah makan ambruk, menimpa ruang perpustakaan dan gudang SDN 1 Mekarharja, Sabtu, (14/03/2015). Dalam peristiwa tersebut tidak ada korban jiwa atau terluka dari siswa-siswi sekolah tersebut.

Seluruh bangunan bekas rumah itu ambruk tak tersisa, semuanya hancur menjadi puing-puing. Kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 10.10 WIB, dan penyebab ambruknya bangunan karena kontruksi bangunan sudah lapuk.

Pihak sekolah sebelumnya telah memberitahukan pemilik bangunan mengenai bangunannya yang sudah mau ambruk.

“Sudah beberapa kali saya memberitahukannya, karena takut ambruk dan menimpa sekolah, terutama kalau anak-anak menjadi korban. Dan sekarang sudah ambruk dan menimpa sekolah, Alhamdulillah tidak ada korban,” ucap Enjen Nurjaman, Kepala SDN 1 Mekarharja, kepada HR online, Sabtu, (14/03/2015).

Selain ancaman ambruk, lanjut Enjen, bangunan tak terpakai itu menjadi sarang burung. Akibatnya, acap kali bau tidak sedap kotoran sering mengganggu kegiatan belajar mengajar.

Atas tertimpanya atap perpustakaan dan gudang, SDN 1 Mekarharja mengaku mengalami kerugian sekitar Rp 5 juta, dan meminta pemilik bangunan untuk melakukan penggantian. (Hermanto/R1/HR-Online)

Sumber: HARAPAN RAKYAT

Monday, 23 March 2015

Akrabkan Siswa dengan Perpustakaan

Pembelajaran di perpustakaan dapat menjadikan siswa semakin akrab dengan perpustakaan.

KUDUS – Waktu luang selepas ulangan tengah semester (UTS) digunakan SDN 3 Wergu Wetan untuk mengakrabkan siswa dengan Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Kudus (Perpusarda) kemarin. Sekitar 40 anak dari kelas satu dan dua berkunjung ke perpustakaan.

Salah seorang guru pendamping Inka Maulida mengatakan, kunjungan ini untuk mengisi waktu kosong. Menurutnya, saatnya siswa refreshing sekaligus belajar di luar kelas.

“Ini kali pertama kami datang ke perpustakaan. Selain menghilangkan penat, ini sebagai langkah mengakrabkan siswa kami terhadap perpustakaan,” terangnya kemarin.

Dia menerangkan, selama satu jam berkunjung ke perpustakaan anak-anak mendapat pelajaran berarti. Di antaranya, belajar angklung, kenal berbagai alat peraga, dan tahu berbagai buku.

Salah seorang siswa kelas dua, Manda mengatakan, bisa belajar angklung. Dia juga mendapat pembelajaran karakter setelah melihat video. “Di video tersebut saya belajar sikap sopan dan berani,” ujarnya.

Sedangkan Staf Otomasi Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Kudus Pujo Nugroho mengatakan, selama ini orang berkunjung ke perpustakaan masih minim. “Setelah Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah dipindah di Wergu Wetan, pengunjung yang datang tidak banyak. Hal ini disebabkan letak perpustakaan kurang strategis,” ucapnya.

Terpisah, sekolah harus menjadi salah satu pusat pembudayaan dalam menumbuhkan kesadaran dan kebiasaan membaca. Seperti di SMPN 5 Kudus yang mencanangkan melek baca untuk siswanya.

“Siswa harus dibiasakan membaca karena dapat mewujudkan proses belajar dan membentuk siswa aktif. Caranya dengan rutin mengadakan wajib membaca,” ujar Kepala SMPN 5 Kudus Abdul Rochim kemarin

Menurutnya, saat ini dia sudah mencanangkan program wajib membaca setiap Rabu. “Siswa boleh membawa buku apa saja, mulai dari buku pengetahuan hingga buku komik. Meskipun membawa buku apa saja, sebelum jam membaca setiap guru pengampu menyeleksi buku itu terlebih dahulu,” jelasnya. (zal/put/ris)

Sumber: RADAR PEKALONGAN ONLINE

Sambil Menunggu Pembagian Doorprize, Dua Anak SD Ini Memilih Baca Buku

Sejumlah anak-anak dan orang dewasa sedang membaca dan memilih buku di mobil perpustakaan keliling milik Perpustakaan Kalbar saat di gelarnya Jalan Sehat Tribun pontianak.

Di sela-sela dihelatnya Jalan Sehat Tribun Pontianak bersama REI Kalimantan Barat pada Minggu (22/3/2015) di Stadion Sultan Syarif Abdurrahman Pontianak, sejumlah masyarakat manfaatkan membaca buku di mobil Perpustakaan keliling milik Perpustakaan Provinsi Kalbar.

Seperti yang dilakukan oleh Mela dan Melva kedua siswi SD Negeri kota Pontianak yang memilih membaca buku cerita yang bertemakan ilmu pengetahuan umum‎, seraya menunggu pengumuman undian berhadiah dari jalan sehat.

"Baca buku cerita tentang sejarah, tadi sempat baca buku tentang IPA,"kata Mela siswi kelas V SDN 12 Pontianak ini

Hal senada buku yang dibaca oleh Melva siswi Kelas VI SDN 16 Pontianak yang‎ juga membaca buku-buku bertema pelajaran sekolah.

Ia menuturkan alasannya membaca buku pelajaran, karena tak lama lagi ujian sekolah, selain itu dirinya pun memang gemar membaca buku, terlebih buku cerita.

Hadirnya mobil perpustakaan keliling di saat kegiatan‎ ini di sambut baik oleh para orangtua, karena hal yang positif dan menjadi pilihan alternatif di saat hari liburan.

"Kalau bisa mobil perpustakaannya yang besar dan koleksi buku di tambah,"kata gusti Veri warga Danau Sentarum

Dia pun menyarankan mobil internet milik pemerintah juga dapat turun, karena tidak menutup kemungkinan kalau ada warga yang juga bisa memanfaatkannya.

Sumber: TRIBUN PONTIANAK

Wednesday, 18 March 2015

Berbagai Model Rak Unik dan Menarik

Rak Model Pohon Bercabang
Sahabat Dunia Perpustakaan Sekolah, kali ini kita akan melihat berbagai macam model rak yang unik dan menarik yang bisa diterapkan di perpustakaan sekolah kita. Tentu saja, dengan adanya rak-rak unik ini di perpustakaan kita, diharapkan dan pastinya akan menari pemustaka, yaitu siswa-siswi kita untuk datang ke perpustakaan.

Bagaimana bentuk rak-rak unik ini...? Berikut kami sajikan...

Sunday, 15 March 2015

Peran Penting Kepala Sekolah, Pustakawan, Guru, dan Orang Tua Siswa dalam Memajukan Perpustakaan Sekolah

Para siswi ini merasa nyaman belajar di perpustakaan. (dps)
Peran Kepala Sekolah

Dalam sebuah birokrasi atau struktur apapun yang di dalamnya memiliki pimpinan, maka peran dari seorang pemimpin sangatlah penting. Perpustakaan Sekolah sebagai bagian terpenting dari sekolah untuk menopang Sumber Daya Manusia (SDM) para siswa, guru, dan karyawan juga sangat membutuhkan peran penting dari Kepala Sekolah.

Begitu penting peran dari Kepala Sekolah untuk memajukan tidaknya perpustakaan sekolah, maka tidak berlebihan ketika ada pihak yang menyebut bahwa, untuk melihat baik tidaknya perpustakaan sekolah cukup lihat saja bagaimana kebijakan dan sikap dari Kepala Sekolah terhadap keberadaan Perpustakaan Sekolah tersebut.

Peran dan Kompetensi Pustakawan Sekolah

Seorang pustakawan sedang memberikan bimbingan kepada pemustaka.
Sahabat, pada kesempatan kali ini Dunia Perpustakaan sekolah akan membahas mengenai peran dan kompetensi Pustakawan. Pustakawan sekolah adalah orang, yang bertugas mengelola dan menjalankan fungsi perpustakaan sekolah sesuai aspek dan kaidah yang berlaku. Perpustakaan sekolah merupakan tempat rekreasi ilmiah dan sumber belajar yang berada pada lembaga pendidikan formal maupun non formal di lingkungan pendidikan dasar dan menengah, yang merupakan bagian integral dari kegiatan sekolah untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan mencerdaskan anak bangsa.

Friday, 13 March 2015

Sekolah-Sekolah di Perbatasan Banyak yang Belum Memiliki Perpustakaan

Sekolah perbatasan tanpa perpustakaan

Dunia Perpustakaan --
Perpustakaan sekolah yang harusnya bisa dinikmati oleh semua siswa, kenyataanya masih banyak sekolah-sekolah yang belum memiliki perpustakaan. Jangankan untuk bermimpi punya perpustakaan sekolah, Gedung sekolah yang layak saja masih banyak daerah yang belum memiliki gedung perpustakaan yang baik khususnya di daerah perbatasan.

Tentunya ini sangat membuat kita miris. Perbatasan yang merupakan “halaman” negara kita bernama NKRI tapi kondisinya justru sangat memprihatinkan. Kondisi ini diperparah dengan banyaknya Sekolah di Perbatasan Banyak yang Belum Miliki Perpustakaan.

Puluhan Ribu Sekolah Tanpa Perpustakaan

Jangankan perpustakaan, gedung sekolah saja mereka tidak punya.

Dunia Perpustakaan --
Tidak hanya masalah ratusan ribu ruang kelas rusak di sekolah dasar dan tingkat menengah yang belum tuntas, puluhan ribu SD dan SMP di seluruh Indonesia juga belum memiliki perpustakaan yang penting sebagai pusat belajar dan mengembangkan minat baca siswa sejak dini.

Kalau tidak ada bantuan dari luar, kami belum punya perpustakaan. Koleksi buku pun disumbang. – Sutisna

Tuesday, 10 March 2015

Kantor Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Bangka Latih 40 Tenaga Pustakawan Sekolah

Asisten Administrasi Umum Setda Bangka Surtam A Amin mengalungkan tanda peserta saat membuka diklat perpustakaan di Gedung Wanita Sungailiat, Kabupaten Bangka, Senin (9/3/2015)
Laporan Wartawan Bangka Pos Nurhayati

BANGKAPOS.COM,BANGKA -- Kantor Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Bangka mengelar pendidikan dan pelatihan (diklat) perpustakaan, Senin (9/3/2015) di Gedung Wanita Sungailiat.

Diklat ini diikuti sebanyak 40 peserta dari pengelolaan perpustakaan di sekolah se-Kabupaten Bangka selama empat hari mulai Senin (9/3/2015) hingga Kamis (12/3/2015).

Monday, 9 March 2015

SD Negeri 1 Kawunglarang Butuh Perpustakaan

Ilustrasi perpustakaan sekolah-duniaperpustakaansekolah.blogspot.com

Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),-

Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Kawunglarang Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis, selama ini terpaksa masih menempatkan buku-buku bacaan dan buku-buku pelajaran di salah satu sudut ruangan kantor guru. Pasalnya, SDN 1 Kawunglarang sampai saat ini belum memiliki gedung perpustakaan yang representatif.


Eka Warosnika, S.Pd, tenaga pengajar di SDN 1 Kawunglarang, ketika dimintai tanggapan oleh HR, Sabtu (28/2/2015), membenarkan kondisi yang dialami pihak sekolah. Menurut dia, keberadaan buku-buku yang disimpan di ruang kantor guru tersebut menjadi kendala bagi pihak sekolah.

Pada kesempatan itu, Eka mengakui, pihak sekolah sudah sejak lama berharap memiliki gedung perpustakaan. Seandainya sekolah punya perpustakaan sendiri, dia meyakini pengembangan wawasan, kemampuan dan minat baca para peserta didik akan terdongkrak.

Saturday, 7 March 2015

Hendro Wicaksono: Ada Hal yang Takkan Tergantikan di Perpustakaan

Hedro Wicaksono.

Keberadaan perpustakaan dalam sebuah institusi pendidikan, sangat penting sebagai jantung ilmu pengetahuan. Meski perkembangan teknologi saat ini sangat cepat dan memungkinkan buku dialihkan dalam bentuk digital, ada hak yang tak tergantikan di perpustakaan.

Hendro Wicaksono, pengembang Senayan Library Management System (SLiMS) mengutarakan hal itu dalam seminar "Implementasi SLiMS pada Perpustakaan" di ruang seminar lantai IV Gedung Rektorat Universitas Muria Kudus.

"Perpustakaan adalah lingkungan pembelajaran (learning environment), tempat orang berkumpul, terinspirasi dan termotivasi menjadi lebih baik dengan belajar dan kemudian berbagai pengetahuan baru yang didapatnya," ujarnya di depan sekitar 80 peserta yang hadir, dalam rilis yang diterima Tribun Jateng, Jumat (6/3).

Karena itu, menurutnya, pengelola perpustakaan dituntut tidak sekadar memiliki kemampuan antara lain pengelolaan data referensi, inventarisasi, manajemen serial dan manajemen pengguna.

‘’Pengelola perpustakaan juga harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik, termasuk kemampuan lobi dengan pimpinan,’’ terang Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) itu.

Sementara mengenai SLiMS, dia menjelaskan, adalah perangkat lunak sistem manajemen perpustakaan (library management system) sumber terbuka yang dilisensikan di bawah GPL v3.

"Hak cipta SLiMS ini atas nama saya (Hendro Wicaksono-Red) dan Arie Nugroho. Namun bagaimana mendapatkan, menggunakan, mempelajari, memodifikasi, redistribusi komersial maupun non komersial, diberikan kepada publik," ujarnya.

Dia mengatakan, pengguna SLiMS di Indonesia sudah cukup banyak, sekitar 300-an, termasuk institusi atau lembaga seperti KPK, Yayasan Tifa, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Wahid Institute, dan Komisi Yudisial. (*)

Sumber: TRIBUN JATENG

Friday, 6 March 2015

Celah Pelanggaran di PP No. 24 Tahun 2014 tentang Perpustakaan

PP No. 24 Tahun 2014 tentang Perpustakaan.


Banyak pihak menunggu diterbitkanya PP No. 24 Tahun 2014 Tentang Pelaksanaan UU No. 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan tersebut. Bahkan tidak sedikit mereka yang sudah ingin mendownload PP No. 24 Tahun 2014 Tentang Pelaksanaan UU No. 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan tersebut.

Namun demikian, sebagian pihak khususnya para pustakawan juga pesimis bahwa dengan diterbitkanya PP No. 24 Tahun 2014 Tentang Pelaksanaan UU No. 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan ini tidak menjamin bahwa pelaksaanaan UU No. 43 Tahun 2007 berjalan sesuai yang diharapkan.

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2014 - Pelaksanaan UU No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan

PP No. 24 Tahun 2014 tentang Perpustakaan.

Title
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2014

Sub Title
PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2007 TENTANG PERPUSTAKAAN

Jenis Peraturan
pp

UU No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan

UU No. 43 Tahun 2007

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 43 TAHUN 2007
TENTANG
PERPUSTAKAAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang:
a. bahwa dalam rangka mencerdaskan kehidupana. bahwa dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, perpustakaan sebagai wahana belajar sepanjang hayat mengembangkan potensi masyarakat agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab dalam mendukung penyelenggaraan pendidikan nasional;

b. bahwa sebagai salah satu upaya untuk memajukan kebudayaan nasional, perpustakaan merupakan wahana pelestarian kekayaan budaya bangsa;

c. bahwa dalam rangka meningkatkan kecerdasankehidupan bangsa, perlu ditumbuhkan budaya gemar membaca melalui pengembangan dan pendayagunaan perpustakaan sebagai sumber informasi yang berupa karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam;

d. ba hwa ketentuan yang berkaitan dengan penyelenggaraan perpustakaan masih bersifat parsial dalam berbagai peraturan sehingga perlu diatur secara komprehensif dalam suatu undang-undang tersendiri;

e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf d,
perlu dibentuk Undang-Undang tentang Perpustakaan;

Mengingat......

Selengkapnya klik DI SINI untuk melihat, klik DI SINI untuk mendowload.

Thursday, 5 March 2015

Cerdas Memanfaatkan Perpustakaan Sekolah

Perlu ketrampilan dalam memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber pembelajaran.

Banyak yang mengatakan bahwa perpustakaan dibangun sesuai dengan pepatah bahwa belajar itu dilakukan sepanjang hayat. Hal tersebut memang sangat benar, perpustakaan menjadi tempat hampir seluruh sumber belajar dan informasi yang dibutuhkan berbagai bidang. Perpustakaan dapat dimanfaatkan semua orang yang sedang mencari informasi untuk diketahui.

Keberadaan perpustakaan di masyarakat memiliki banyak fungsi dimana masyarakat luas dapat memanfaatkan perpustakaan untuk berbagai keperluan. Apalagi dalam pembelajaran, perpustakaan tentu tidak dapat dilepaskan untuk mendukung proses pembelajaran. Sumber-sumber belajar yang dibutuhkan dalam pembelajaran dapat ditemukan dengan mudah di perpustakaan. Perpustakaan juga menyimpan sumber belajar yang baru sehingga materi pembelajaran tentunya juga akan lebih kaya dan tidak ketinggalan zaman.

Wednesday, 4 March 2015

Koleksi Terbitan di Perpustakaan Sekolah

Koleksi referensi di sebuah perpustakaan.

Perpustakaan merupakan tempat berbagai macam koleksi segala macam cetakan bertempat. Perpustakaan banyak memiliki fungsi dan peran di masyarakat. Pengumpulan dan penyajian informasi secara terpadu dapat ditemukan di perpustakaan. Masyarakat luas dapat menggunakan dan memperoleh informasi dengan mudah dan murah bahkan gratis di perpustakaan.

Buku merupakan bentuk cetakan yang banyak ditemukan di perpustakaan. Sangat banyak jenis buku yang tersimpan di perpustakaan. Buku yang tersimpan di perpustakaan biasanya berupa terbitan resmi sehingga informasi yang terkandung dalam buku tersebut dapat dipertanggung jawabkan.

Ada banyak jenis buku terbitan yang dapat menjadi koleksi dan tersaji di perpustakaan. Suwarno (2011: 61-68) menjelaskan bahwa terdapat 12 jenis terbitan buku yang berada di perpustakaan, antara lain:

Jenis Koleksi Buku di Perpustakaan Sekolah

Ilustrasi buku di perpustakaan sekolah

Buku merupakan bentuk cetakan yang tidak bisa dijauhkan dari aktivitas belajar mengajar. Kebutuhan buku dalam proses pembelajaran menjadi salah satu kebutuhan wajib dimana peran buku utamanya dapat digunakan sebagai bahan ajar ataupun sumber belajar. Peranan sebagai bahan ajar sekaligus sumber belajar ini hampir dapat ditemukan pada setiap proses pembelajaran, hal ini banyak dikarenakan penggunaan buku yang mudah, murah, dapat digunakan kapan saja dan yang terpenting mampu memuat seluruh materi serta perangkat yang dibutuhkan dalam pembelajaran dalam sebuah bahan cetak.

Sekolah maupun institusi penyelenggara pendidikan lain sebagai pelaksana pendidikan sekaligus pusat kegiatan pembelajaran berlangsung diharapkan mampu menyediakan sarana dan prasarana atau fasilitas pendukung yang baik. Berkaitan dengan buku, maka sekolah harus memiliki pusat koleksi buku dimana buku-buku tersebut dapat digunakan seluruh personel sekolah terutama guru dan siswa untuk mendukung kegiatan pendidikan atau pembelajaran yang dilangsungkan. Fasilitas yang dimaksud adalah perpustakaan sekolah. Perpustakaan sekolah dapat berfungsi sebagai tempat pembelajaran diluar kelas.

”Gadget” untuk Meningkatkan Minat Baca

Ilustrasi gadget

SEKARANG
ini, membaca tidak hanya bisa dilakukan secara konvensional melalui buku. Seiring perkembangan teknologi, orang dapat mengakses berbagai jenis bacaan melalui internet. Bahkan, pengguna teknologi bisa beralih meng-update pengetahuannya dengan membaca e-book ataupun berita secara mobile. Menggunakan gadget yang umumnya tak pernah tertinggal jika bepergian. Seperti, ponsel, PDA, atau notebook .

Kehadiran berbagai gadget ini, tentunya bermanfaat sebagai sarana edukatif, terutama meningkatkan budaya gemar membaca. Mengingat dari gadget segala bentuk informasi bisa diakses, bahkan dari gadget kita juga bisa membaca buku elektronik (e-book) yang menyajikan informasi digital tanpa harus ribet membawa buku-buku yang tebal. Namun, itu semua akan percuma bila gadget hanya dimanfaatkan untuk bermain game ataupun HANYA membuka sosial media. Seperti diungkapan Ni Putu Nadia Nikki Utami, siswi SMAN 6 Denpasar.

Perpustakaan Sekolah Penting Gairahkan Minat Baca Siswa

Perpustakaan sekolah menggairahkan minat baca siswa

DENPASAR - Pemerintah terus mendorong setiap sekolah agar bisa mengalokasikan lima persen anggaran operasionalnya untuk kepentingan perpustakaan dalam upaya menggairahkan minat baca siswa.

Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof Musliar Kasim menyatakan, sesuai amanat UU No 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, maka setiap perpustakaan baik yang diselenggarakan pemerintah, sekolah atau swasta harus memenuhi standar sertifikasi nasional.

Agar bisa perpustakaan dan pengelolanya bisa memenuhi kompetensi standar nasional itu maka setiap sekolah diminta mengalokasikan anggaran operasional sekolah sebesar lima persen untuk belanja perpustakaan.

Tuesday, 3 March 2015

Meningkatkan Minat Baca pada Anak


Oleh: Winta Hari Arsitowati, staf pengajar IWEC

Meningkatkan wawasan anak adaah hal yang penting dilakukan oleh setiap orangtua. Berbagai cara dapat dilakukan agar anak-anak bisa mendapat asupan pengetahuan yang baik. Salah satunya adalah dengan membiasakan mereka untuk membaca.

Namun, orang tua terkadang masih memiliki berbagai kendala untuk membuat putra-putrinya minat membaca. Padahal membaca adalah salah satu kegiatan yang dapat memberi investasi jangka panjang dalam hal ilmu.

Perpustakaan SD Muhammadiyah Sapen Terakreditasi A

 
Perpustakaan SD Muhammadiyah Sapen Yogyakarta


YOGYA (KR)
. Perpustakaan SD Muhammadiyah Sapen Yogyakarta, berhasil meraih nilai akreditasi A dalam penilaian akreditasi perpustakaan yang dilaksanakan oleh Perpustakaan Nasional RI untuk jenjang sekolah dasar, belum lama ini. Sebelumnya pada tahun 2009, Perpustakaan SD Muhammadiyah Sapen meraih juara II lomba perpustakaan tingkat nasional. "Perpustakaan SD Muhammadiyah Sapen merupakan satu-satunya perpustakaan di jenjang SD di DIY yang diakreditasi oleh Perpustakaan Nasional RI bersamaan dengan akreditasi perpustakaan SMP, SMA, dan perguruan tinggi." kata kepala SD Muhammadiyah Sapen, Sofyan, S.Si., M.Pd. Jumat (27/2).

Membentuk Karakter Cinta Membaca: Sinergi Keluarga, Perpustakaan Sekolah, dan Perpustakaan Daerah.

Sinergitas perpustakaan, anak, dan orang tua dalam meningkatkan minat baca. (Sumber: Arpusda Kota Jogja)

Oleh: Chindy Vionariska, A.Md-Pustakawan Perpustakaan Kabupaten Lumajang


Di Kabupaten Lumajang ini program ‘KF’ Keaksaraan Fungsional telah gencar digarap secara terpadu bersama beberapa organisasi wanita hingga berakhir dan selesai. Kondisi ini menunjukkan bahwa semua masyarakat Lumajang telah memiliki kemampuan membaca. Ini memberi gambaran kepada kita bahwa masalah rendahnya minat baca masyarakat kita akan terselesaikan. Kita ketahui bersama bahwa minat baca masih menjadi masalah yang belum terselesaikan sampai saat ini, padahal telah banyak usaha yang dilakukan untuk “mengatrol” minat baca masyarakat. Dan ada kolerasi antara faktor kemampuan membaca dengan minat baca. Seseorang tidak akan bisa membaca, apalagi memiliki budaya baca apabila tidak bisa membaca atau buta aksara.

Monday, 2 March 2015

Menumbuhkan Semangat Gemar Membaca

Oleh: Chindy Vionariska, A.Md

Anak sedang membaca.

“Bacalah, dan Tuhanmu Maha Mulia, yang mengajar manusia dengan qalam (pena)”.

Banyak siswa yang mulai menyadari pentingnya membaca di era global ini. Buktinya seringnya mereka hadir di perpustakaan merupakan catatan positif yang luar biasa. Mungkin ini dampak dari munculnya slogan di mana-mana yang mengajak para siswa gemar membaca. Dengan membaca diharapkan para siswa memiliki wawasan luas tentang kehidupan dan alam semesta.

Sunday, 1 March 2015

Menumbuhkan Minat Baca di Perpustakaan Sekolah

Oleh : Eko Budiyono

Ilustrasi membaca buku


Perpustakaan sebagai lembaga yang mengelola sumber informasi dan sumber belajar semestinya menduduki posisi kunci dalam proses pendidikan dan pelatihan baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat pada umumnya. Demikian juga perpustakaan sekolah didirikan dengan tujuan, selain sebagai sumber informasi dan sumber belajar perpustakaan sekolah juga diharapkan bias atau dapat digunakan yang sebagai sarana untuk menumbuhkan dan mengembangkan minat baca, kegemaran membaca dan budaya baca bagi siswa.

Menumbuhkan kecintaan siswa terhadap buku dengan gemar membaca memang bukanlah hal yang mudah dilaksanakan. Namun demikian jelas bahwa kegemaran membaca bagi siswa akan banyak memberikan manfaat dalam kehidupannya terutama bagi kesuksesan belajar atau pendidikannya sebab kegemaran membaca adalah merupakan modal utama siswa dalam proses belajar yang dilaluinya. Demikian juga melalui membaca siswa dapat mengembangkan imajinasi, mengenal karakter kepribadiannya.