Minat baca siswa (cindyviolibrarian.wordpress.com) |
[JAKARTA] Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengatakan, budaya membaca di Indonesia sampai saat ini masih sulit diterapkan. Ia mengatakan budaya membaca buku sampai saat ini masih rendah. Berdasarkan data UNESCO, presentase minat baca Indonesia sebesar 0,01 presen.
" Ini berarti dari 10.000 orang hanya satu saja yang memiliki minat baca, " kata Anies di Gedung Istora, Senayan, Jumat(27/2) pada acara pembukaan pameran Islamic Book Fair (IBF) yang dihadiri oleh Ketua Panitia IBF, M Anis Baswedan, Ketua Ikatan penerbitan Indonesia (IKAPI) DKI Jakarta Afrizal Sinaro, dan Ketua Umum IKAPI, Lucya Andam Dewi.
Menurut mantan rektor Universitas Paramadina itu, Indonesia masih tertinggal jauh dengan negara lain dalam minat membaca. Ia menekankam pameran seperti IBF harus mampu menjadi semangat untuk mewujudkan masyarakat terdidik dengan mendorong minat baca bagi anak - anak di sekolah. Caranya dengan keteladanan.
" Jika guru ingin siswanya membaca, maka gurunya juga harus membaca. Demikian juga dengan orangtua, jika ingin anaknya membaca maka, orangtua harus membaca," ujar Anies.
Anies menilai membaca seperti hal sekolah, pihak yang berperan harus dapat membuat membaca menjadi kegiatan yang menyenangkan bagi anak. Ada berbagai cara membuat kegiatan membaca menyenangkan, seperti mengajak alumni yang berkecimpungan di dunia penulisan untuk berbagi mengenai dunia baca tulis, dan butuh peranan publik untuk mewujudkanya.
Baginya, peningkatan kemampuan membaca penting karena akan sangat mempengarihi pola pikir masyarakat dalam keseharian. Disisi lain, membaca juga menjadi awal yang baik untuk menulis. Sebab dengan banyak membaca dapat membentuk imajinasi yang sistematis dalam berpikir.
Anies mengharapkan kegiatan IBC mampu menjadi medium untuk menggerakan minat baca bagi masyarakat dan mampu memberi pengaruh positif bagi kehidupan beragama di Indonesia.
Ia juga menekankan dengan tumbuh kembangnya industri buku, sekaligus akan menjadi pesan tegas untuk menciptakan peradaban yang lebih baik.
Menurut Lucya, dalam membangun minat baca, peran dari orangtua sangat penting. Orangtua harus menjadi contoh dan kontrol yang baik bagi anak.
Selain orang tua, Lucya menegaskan editor dan penulis menempati posisi yang sama. Penulis seharusnya memikirkan isi dari karyanya dan editor harus mampu mengedit buku dengan baik agar tidak kecolongan seperti buku "Saat Aku Belajar Pacaran" yang sempai saat masih hangat dibicarakan.
" Buku seharusnya diterbit bebas dari isu SARA dan pornografi," jelas Lucya.
Selain peran aktif kedua pihak, Lucya mengharapkan ada undang - undang perbukuan. Ia mengaku Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) periode 2009/2014 telah mengusulkan undang- undang tetapi belum ditindaklanjuti sampai saat ini. [FAT/N-6]
Sumber : http://sp.beritasatu.com/home/persentase-minat-baca-indonesia-hanya-001persen/79632
No comments:
Post a Comment