Monday 30 March 2015

Dorong Siswa Gemar Membaca

Gemar membaca.

Surabaya sebagai Kota Literasi dimantapkan. Pasalnya, Dinas Pendidikan (Dindik) Surabaya menjadikan membaca bagian dalam kurikulum lokal.

Selain itu, Dindik juga pasang target 1 juta judul buku terbaca siswa SD, SMP, dan SMA, dalam kurun waktu April- Desember 2015. Kepala Dindik Surabaya Ikhsan mengatakan, jumlah buku yang dibaca per siswa beragam. Untuk SD bisa 20 buku, SMP 15 buku, dan SMA/SMK 10 buku dalam periode ini. Dindik juga mengklasifikasi bobot buku untuk masing-masing jenjang.

“Untuk siswa SD bisa buku cerita tipis, SMP buku pengetahuan, SMA bukunya cenderung tebal semacam buku kuliah. Yang penting baca buku apa pun yang disenangi, kami rekomendasikan buku-buku sastra,” kata Ikhsan, kemarin. Tidak memerlukan cara sulit untuk mengontrol buku yang terbaca.

Sebelum membaca, siswa cukup mengisi formulir dan melapor kepada petugas sekolah setelah membaca buku pertama hingga terakhir. “Selesai membaca, siswa ditugasi mengingat intisari dan membuat ringkasan. Untuk memudahkan membuat ringkasan, kami sediakan panduan, bisa melihat Guide Resume di www.dispendiksurabaya.go.id , untuk membantu merangsang otak menulis apa yang sudah terserap.

Di dalamnya juga tercantum strategi cara baca yang efektif,” kata mantan kepala Bapemas dan KB ini. Program ini mendapat apresiasi pihak sekolah. Kepala SMA Al-Hikmah, Andi Sugeng Wayudi, mengatakan siap mendukung program tersebut. Di Al-Hikmah, kata Andi, sudah lama mewajibkan satu anak meminjam delapan buku dalam satu semester.

“Untuk buku yang dipinjam bisa sastra dan genre umum,” kata Andi. Sejak 2007, kata Andi, sekolah memberlakukan kurikulum wajib baca lewat mata pelajaran (mapel) Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Sekarang dikhususkan pada mata pelajaran Kesenian.

Program ini dinamai Anotasi, tiap siswa me-resume buku sepanjang 200 kata dan masuk penilaian psikomotor. Perpustakaan SMP-SMA Al- Hikmah memiliki lebih dari 35.000 koleksi buku. Jumlah tersebut di luar majalah serta buletin. Ini menjadi salah satu latar belakang perpustakaan mendapat juara 2 tingkat Provinsi Jatim sebagai perpustakaan terbaik.

Tak berhenti di sini, para siswa diajarkan berbagi buku lewat program CSR Bedah Perpus. Program menjadikan siswa gemar membaca di SDN Bubutan IV lebih menarik lagi. Bahkan, sekolah di Jalan Semarang ini menjadi model percontohan Sekolah Literasi tingkat nasional.

Banyak sekolah serta Dindik dari sejumlah daerah di Indonesia datang studi banding. Ada dari Bandung dan Kalimantan. Sementara pada program Surabaya Kota Literasi, para siswa yang tuntas membaca akan mendapat sertifikat yang dibubuhi tanda tangan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini bertepatan dengan puncak Surabaya Inspiring School pada Desember 2015.

Bagi yang belum bisa mencapai target tak perlu kecewa karena mereka bisa mengikuti program ini tahun berikutnya.
** Soeprayitno

Sumber: KORAN SINDO

Thursday 26 March 2015

Anak Indonesia Paling Malas Baca Buku

Minat baca anak Indonesia sangat rendah, begitu juga minat mengunjungi perpustakaan. (Foto: dok. Okezone)

Anak Indonesia ternyata paling malas membaca buku. Salah satu indikatornya, Indonesia menduduki peringkat kedua terbawah survei minat baca yang dilakukan The Programme for International Student Assessment (PISA). Enggak cuma itu, kemampuan sains dan matematika pelajar Indonesia juga paling buncit dari 65 negara yang disurvei PISA.

Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan, wilayah negara yang luas dan jumlah penduduk besar merupakan salah satu faktor yang memengaruhi buruknya prestasi Indonesia tersebut. Bahkan, keadaan makin parah pada daerah terpencil dan minim akses transportasi.

"Di sisi lain, kondisi ini menjadi tantangan bagi pemerintah. Jika seluruh tantangan bisa diselesaikan, maka jumlah penduduk yang besar akan menjadi kekuatan bagi bangsa Indonesia," ujar Anies, di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu (25/3/2015).

Ironisnya, Anies mengakui, tidak hanya minat baca, minat anak-anak Indonesia ke perpustakaan juga rendah. Bahkan, fasilitas perpustakaan memadai di beberapa sekolah pun tidak dimanfaatkan dengan baik.

"Kami memang bertekad meningkatkan minat baca masyarakat mengingat perannya yang berbanding lurus dengan perkembangan ilmu pengetahuan di Tanah Air," imbuh Mantan Rektor Universitas Paramadina itu.

Komitmen memperbaiki bidang matematika, sains dan minat baca anak-anak Indonesia ini akan dimulai dengan membenahi para pengajar. Sebab, guru berperan penting dalam pembelajaran dan percontohan. Anies akan menjadikan para guru sebagai pelopor utama gerakan menaikkan minat baca.

"Langkahnya adalah membiasakan guru untuk membaca. Kebiasaan guru dalam membaca pasti akan menurun kepada siswanya," tutur Anies.

Perubahan juga akan dilakukan pada kurikulum. Orientasinya, kata Anies, akan menuju pembudayaan minat baca. Perpustakaan pun akan dibuat sebagai tempat yang lebih familiar untuk para siswa. (rfa)

Sumber: OKEZON

Tuesday 24 March 2015

Miris, Bangunan Lapuk Timpa Perpustakaan SDN 1 Mekarharja

Bangunan tua bekas rumah makan di dusun Cibentang, Desa Mekarharja, Kec. Purwaharja, atau tepatnya di perbatasan Jabar-Jateng, ambruk dan menimpa atap SDN 1 Mekarharja. Foto: Hermanto/HR

Bangunan lapuk bekas rumah makan ambruk, menimpa ruang perpustakaan dan gudang SDN 1 Mekarharja, Sabtu, (14/03/2015). Dalam peristiwa tersebut tidak ada korban jiwa atau terluka dari siswa-siswi sekolah tersebut.

Seluruh bangunan bekas rumah itu ambruk tak tersisa, semuanya hancur menjadi puing-puing. Kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 10.10 WIB, dan penyebab ambruknya bangunan karena kontruksi bangunan sudah lapuk.

Pihak sekolah sebelumnya telah memberitahukan pemilik bangunan mengenai bangunannya yang sudah mau ambruk.

“Sudah beberapa kali saya memberitahukannya, karena takut ambruk dan menimpa sekolah, terutama kalau anak-anak menjadi korban. Dan sekarang sudah ambruk dan menimpa sekolah, Alhamdulillah tidak ada korban,” ucap Enjen Nurjaman, Kepala SDN 1 Mekarharja, kepada HR online, Sabtu, (14/03/2015).

Selain ancaman ambruk, lanjut Enjen, bangunan tak terpakai itu menjadi sarang burung. Akibatnya, acap kali bau tidak sedap kotoran sering mengganggu kegiatan belajar mengajar.

Atas tertimpanya atap perpustakaan dan gudang, SDN 1 Mekarharja mengaku mengalami kerugian sekitar Rp 5 juta, dan meminta pemilik bangunan untuk melakukan penggantian. (Hermanto/R1/HR-Online)

Sumber: HARAPAN RAKYAT

Monday 23 March 2015

Akrabkan Siswa dengan Perpustakaan

Pembelajaran di perpustakaan dapat menjadikan siswa semakin akrab dengan perpustakaan.

KUDUS – Waktu luang selepas ulangan tengah semester (UTS) digunakan SDN 3 Wergu Wetan untuk mengakrabkan siswa dengan Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Kudus (Perpusarda) kemarin. Sekitar 40 anak dari kelas satu dan dua berkunjung ke perpustakaan.

Salah seorang guru pendamping Inka Maulida mengatakan, kunjungan ini untuk mengisi waktu kosong. Menurutnya, saatnya siswa refreshing sekaligus belajar di luar kelas.

“Ini kali pertama kami datang ke perpustakaan. Selain menghilangkan penat, ini sebagai langkah mengakrabkan siswa kami terhadap perpustakaan,” terangnya kemarin.

Dia menerangkan, selama satu jam berkunjung ke perpustakaan anak-anak mendapat pelajaran berarti. Di antaranya, belajar angklung, kenal berbagai alat peraga, dan tahu berbagai buku.

Salah seorang siswa kelas dua, Manda mengatakan, bisa belajar angklung. Dia juga mendapat pembelajaran karakter setelah melihat video. “Di video tersebut saya belajar sikap sopan dan berani,” ujarnya.

Sedangkan Staf Otomasi Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Kudus Pujo Nugroho mengatakan, selama ini orang berkunjung ke perpustakaan masih minim. “Setelah Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah dipindah di Wergu Wetan, pengunjung yang datang tidak banyak. Hal ini disebabkan letak perpustakaan kurang strategis,” ucapnya.

Terpisah, sekolah harus menjadi salah satu pusat pembudayaan dalam menumbuhkan kesadaran dan kebiasaan membaca. Seperti di SMPN 5 Kudus yang mencanangkan melek baca untuk siswanya.

“Siswa harus dibiasakan membaca karena dapat mewujudkan proses belajar dan membentuk siswa aktif. Caranya dengan rutin mengadakan wajib membaca,” ujar Kepala SMPN 5 Kudus Abdul Rochim kemarin

Menurutnya, saat ini dia sudah mencanangkan program wajib membaca setiap Rabu. “Siswa boleh membawa buku apa saja, mulai dari buku pengetahuan hingga buku komik. Meskipun membawa buku apa saja, sebelum jam membaca setiap guru pengampu menyeleksi buku itu terlebih dahulu,” jelasnya. (zal/put/ris)

Sumber: RADAR PEKALONGAN ONLINE

Sambil Menunggu Pembagian Doorprize, Dua Anak SD Ini Memilih Baca Buku

Sejumlah anak-anak dan orang dewasa sedang membaca dan memilih buku di mobil perpustakaan keliling milik Perpustakaan Kalbar saat di gelarnya Jalan Sehat Tribun pontianak.

Di sela-sela dihelatnya Jalan Sehat Tribun Pontianak bersama REI Kalimantan Barat pada Minggu (22/3/2015) di Stadion Sultan Syarif Abdurrahman Pontianak, sejumlah masyarakat manfaatkan membaca buku di mobil Perpustakaan keliling milik Perpustakaan Provinsi Kalbar.

Seperti yang dilakukan oleh Mela dan Melva kedua siswi SD Negeri kota Pontianak yang memilih membaca buku cerita yang bertemakan ilmu pengetahuan umum‎, seraya menunggu pengumuman undian berhadiah dari jalan sehat.

"Baca buku cerita tentang sejarah, tadi sempat baca buku tentang IPA,"kata Mela siswi kelas V SDN 12 Pontianak ini

Hal senada buku yang dibaca oleh Melva siswi Kelas VI SDN 16 Pontianak yang‎ juga membaca buku-buku bertema pelajaran sekolah.

Ia menuturkan alasannya membaca buku pelajaran, karena tak lama lagi ujian sekolah, selain itu dirinya pun memang gemar membaca buku, terlebih buku cerita.

Hadirnya mobil perpustakaan keliling di saat kegiatan‎ ini di sambut baik oleh para orangtua, karena hal yang positif dan menjadi pilihan alternatif di saat hari liburan.

"Kalau bisa mobil perpustakaannya yang besar dan koleksi buku di tambah,"kata gusti Veri warga Danau Sentarum

Dia pun menyarankan mobil internet milik pemerintah juga dapat turun, karena tidak menutup kemungkinan kalau ada warga yang juga bisa memanfaatkannya.

Sumber: TRIBUN PONTIANAK

Wednesday 18 March 2015

Berbagai Model Rak Unik dan Menarik

Rak Model Pohon Bercabang
Sahabat Dunia Perpustakaan Sekolah, kali ini kita akan melihat berbagai macam model rak yang unik dan menarik yang bisa diterapkan di perpustakaan sekolah kita. Tentu saja, dengan adanya rak-rak unik ini di perpustakaan kita, diharapkan dan pastinya akan menari pemustaka, yaitu siswa-siswi kita untuk datang ke perpustakaan.

Bagaimana bentuk rak-rak unik ini...? Berikut kami sajikan...

Sunday 15 March 2015

Peran Penting Kepala Sekolah, Pustakawan, Guru, dan Orang Tua Siswa dalam Memajukan Perpustakaan Sekolah

Para siswi ini merasa nyaman belajar di perpustakaan. (dps)
Peran Kepala Sekolah

Dalam sebuah birokrasi atau struktur apapun yang di dalamnya memiliki pimpinan, maka peran dari seorang pemimpin sangatlah penting. Perpustakaan Sekolah sebagai bagian terpenting dari sekolah untuk menopang Sumber Daya Manusia (SDM) para siswa, guru, dan karyawan juga sangat membutuhkan peran penting dari Kepala Sekolah.

Begitu penting peran dari Kepala Sekolah untuk memajukan tidaknya perpustakaan sekolah, maka tidak berlebihan ketika ada pihak yang menyebut bahwa, untuk melihat baik tidaknya perpustakaan sekolah cukup lihat saja bagaimana kebijakan dan sikap dari Kepala Sekolah terhadap keberadaan Perpustakaan Sekolah tersebut.

Peran dan Kompetensi Pustakawan Sekolah

Seorang pustakawan sedang memberikan bimbingan kepada pemustaka.
Sahabat, pada kesempatan kali ini Dunia Perpustakaan sekolah akan membahas mengenai peran dan kompetensi Pustakawan. Pustakawan sekolah adalah orang, yang bertugas mengelola dan menjalankan fungsi perpustakaan sekolah sesuai aspek dan kaidah yang berlaku. Perpustakaan sekolah merupakan tempat rekreasi ilmiah dan sumber belajar yang berada pada lembaga pendidikan formal maupun non formal di lingkungan pendidikan dasar dan menengah, yang merupakan bagian integral dari kegiatan sekolah untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan mencerdaskan anak bangsa.

Friday 13 March 2015

Sekolah-Sekolah di Perbatasan Banyak yang Belum Memiliki Perpustakaan

Sekolah perbatasan tanpa perpustakaan

Dunia Perpustakaan --
Perpustakaan sekolah yang harusnya bisa dinikmati oleh semua siswa, kenyataanya masih banyak sekolah-sekolah yang belum memiliki perpustakaan. Jangankan untuk bermimpi punya perpustakaan sekolah, Gedung sekolah yang layak saja masih banyak daerah yang belum memiliki gedung perpustakaan yang baik khususnya di daerah perbatasan.

Tentunya ini sangat membuat kita miris. Perbatasan yang merupakan “halaman” negara kita bernama NKRI tapi kondisinya justru sangat memprihatinkan. Kondisi ini diperparah dengan banyaknya Sekolah di Perbatasan Banyak yang Belum Miliki Perpustakaan.

Puluhan Ribu Sekolah Tanpa Perpustakaan

Jangankan perpustakaan, gedung sekolah saja mereka tidak punya.

Dunia Perpustakaan --
Tidak hanya masalah ratusan ribu ruang kelas rusak di sekolah dasar dan tingkat menengah yang belum tuntas, puluhan ribu SD dan SMP di seluruh Indonesia juga belum memiliki perpustakaan yang penting sebagai pusat belajar dan mengembangkan minat baca siswa sejak dini.

Kalau tidak ada bantuan dari luar, kami belum punya perpustakaan. Koleksi buku pun disumbang. – Sutisna

Tuesday 10 March 2015

Kantor Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Bangka Latih 40 Tenaga Pustakawan Sekolah

Asisten Administrasi Umum Setda Bangka Surtam A Amin mengalungkan tanda peserta saat membuka diklat perpustakaan di Gedung Wanita Sungailiat, Kabupaten Bangka, Senin (9/3/2015)
Laporan Wartawan Bangka Pos Nurhayati

BANGKAPOS.COM,BANGKA -- Kantor Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Bangka mengelar pendidikan dan pelatihan (diklat) perpustakaan, Senin (9/3/2015) di Gedung Wanita Sungailiat.

Diklat ini diikuti sebanyak 40 peserta dari pengelolaan perpustakaan di sekolah se-Kabupaten Bangka selama empat hari mulai Senin (9/3/2015) hingga Kamis (12/3/2015).

Monday 9 March 2015

SD Negeri 1 Kawunglarang Butuh Perpustakaan

Ilustrasi perpustakaan sekolah-duniaperpustakaansekolah.blogspot.com

Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),-

Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Kawunglarang Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis, selama ini terpaksa masih menempatkan buku-buku bacaan dan buku-buku pelajaran di salah satu sudut ruangan kantor guru. Pasalnya, SDN 1 Kawunglarang sampai saat ini belum memiliki gedung perpustakaan yang representatif.


Eka Warosnika, S.Pd, tenaga pengajar di SDN 1 Kawunglarang, ketika dimintai tanggapan oleh HR, Sabtu (28/2/2015), membenarkan kondisi yang dialami pihak sekolah. Menurut dia, keberadaan buku-buku yang disimpan di ruang kantor guru tersebut menjadi kendala bagi pihak sekolah.

Pada kesempatan itu, Eka mengakui, pihak sekolah sudah sejak lama berharap memiliki gedung perpustakaan. Seandainya sekolah punya perpustakaan sendiri, dia meyakini pengembangan wawasan, kemampuan dan minat baca para peserta didik akan terdongkrak.

Saturday 7 March 2015

Hendro Wicaksono: Ada Hal yang Takkan Tergantikan di Perpustakaan

Hedro Wicaksono.

Keberadaan perpustakaan dalam sebuah institusi pendidikan, sangat penting sebagai jantung ilmu pengetahuan. Meski perkembangan teknologi saat ini sangat cepat dan memungkinkan buku dialihkan dalam bentuk digital, ada hak yang tak tergantikan di perpustakaan.

Hendro Wicaksono, pengembang Senayan Library Management System (SLiMS) mengutarakan hal itu dalam seminar "Implementasi SLiMS pada Perpustakaan" di ruang seminar lantai IV Gedung Rektorat Universitas Muria Kudus.

"Perpustakaan adalah lingkungan pembelajaran (learning environment), tempat orang berkumpul, terinspirasi dan termotivasi menjadi lebih baik dengan belajar dan kemudian berbagai pengetahuan baru yang didapatnya," ujarnya di depan sekitar 80 peserta yang hadir, dalam rilis yang diterima Tribun Jateng, Jumat (6/3).

Karena itu, menurutnya, pengelola perpustakaan dituntut tidak sekadar memiliki kemampuan antara lain pengelolaan data referensi, inventarisasi, manajemen serial dan manajemen pengguna.

‘’Pengelola perpustakaan juga harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik, termasuk kemampuan lobi dengan pimpinan,’’ terang Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) itu.

Sementara mengenai SLiMS, dia menjelaskan, adalah perangkat lunak sistem manajemen perpustakaan (library management system) sumber terbuka yang dilisensikan di bawah GPL v3.

"Hak cipta SLiMS ini atas nama saya (Hendro Wicaksono-Red) dan Arie Nugroho. Namun bagaimana mendapatkan, menggunakan, mempelajari, memodifikasi, redistribusi komersial maupun non komersial, diberikan kepada publik," ujarnya.

Dia mengatakan, pengguna SLiMS di Indonesia sudah cukup banyak, sekitar 300-an, termasuk institusi atau lembaga seperti KPK, Yayasan Tifa, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Wahid Institute, dan Komisi Yudisial. (*)

Sumber: TRIBUN JATENG

Friday 6 March 2015

Celah Pelanggaran di PP No. 24 Tahun 2014 tentang Perpustakaan

PP No. 24 Tahun 2014 tentang Perpustakaan.


Banyak pihak menunggu diterbitkanya PP No. 24 Tahun 2014 Tentang Pelaksanaan UU No. 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan tersebut. Bahkan tidak sedikit mereka yang sudah ingin mendownload PP No. 24 Tahun 2014 Tentang Pelaksanaan UU No. 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan tersebut.

Namun demikian, sebagian pihak khususnya para pustakawan juga pesimis bahwa dengan diterbitkanya PP No. 24 Tahun 2014 Tentang Pelaksanaan UU No. 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan ini tidak menjamin bahwa pelaksaanaan UU No. 43 Tahun 2007 berjalan sesuai yang diharapkan.

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2014 - Pelaksanaan UU No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan

PP No. 24 Tahun 2014 tentang Perpustakaan.

Title
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2014

Sub Title
PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2007 TENTANG PERPUSTAKAAN

Jenis Peraturan
pp

UU No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan

UU No. 43 Tahun 2007

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 43 TAHUN 2007
TENTANG
PERPUSTAKAAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang:
a. bahwa dalam rangka mencerdaskan kehidupana. bahwa dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, perpustakaan sebagai wahana belajar sepanjang hayat mengembangkan potensi masyarakat agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab dalam mendukung penyelenggaraan pendidikan nasional;

b. bahwa sebagai salah satu upaya untuk memajukan kebudayaan nasional, perpustakaan merupakan wahana pelestarian kekayaan budaya bangsa;

c. bahwa dalam rangka meningkatkan kecerdasankehidupan bangsa, perlu ditumbuhkan budaya gemar membaca melalui pengembangan dan pendayagunaan perpustakaan sebagai sumber informasi yang berupa karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam;

d. ba hwa ketentuan yang berkaitan dengan penyelenggaraan perpustakaan masih bersifat parsial dalam berbagai peraturan sehingga perlu diatur secara komprehensif dalam suatu undang-undang tersendiri;

e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf d,
perlu dibentuk Undang-Undang tentang Perpustakaan;

Mengingat......

Selengkapnya klik DI SINI untuk melihat, klik DI SINI untuk mendowload.

Thursday 5 March 2015

Cerdas Memanfaatkan Perpustakaan Sekolah

Perlu ketrampilan dalam memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber pembelajaran.

Banyak yang mengatakan bahwa perpustakaan dibangun sesuai dengan pepatah bahwa belajar itu dilakukan sepanjang hayat. Hal tersebut memang sangat benar, perpustakaan menjadi tempat hampir seluruh sumber belajar dan informasi yang dibutuhkan berbagai bidang. Perpustakaan dapat dimanfaatkan semua orang yang sedang mencari informasi untuk diketahui.

Keberadaan perpustakaan di masyarakat memiliki banyak fungsi dimana masyarakat luas dapat memanfaatkan perpustakaan untuk berbagai keperluan. Apalagi dalam pembelajaran, perpustakaan tentu tidak dapat dilepaskan untuk mendukung proses pembelajaran. Sumber-sumber belajar yang dibutuhkan dalam pembelajaran dapat ditemukan dengan mudah di perpustakaan. Perpustakaan juga menyimpan sumber belajar yang baru sehingga materi pembelajaran tentunya juga akan lebih kaya dan tidak ketinggalan zaman.

Wednesday 4 March 2015

Koleksi Terbitan di Perpustakaan Sekolah

Koleksi referensi di sebuah perpustakaan.

Perpustakaan merupakan tempat berbagai macam koleksi segala macam cetakan bertempat. Perpustakaan banyak memiliki fungsi dan peran di masyarakat. Pengumpulan dan penyajian informasi secara terpadu dapat ditemukan di perpustakaan. Masyarakat luas dapat menggunakan dan memperoleh informasi dengan mudah dan murah bahkan gratis di perpustakaan.

Buku merupakan bentuk cetakan yang banyak ditemukan di perpustakaan. Sangat banyak jenis buku yang tersimpan di perpustakaan. Buku yang tersimpan di perpustakaan biasanya berupa terbitan resmi sehingga informasi yang terkandung dalam buku tersebut dapat dipertanggung jawabkan.

Ada banyak jenis buku terbitan yang dapat menjadi koleksi dan tersaji di perpustakaan. Suwarno (2011: 61-68) menjelaskan bahwa terdapat 12 jenis terbitan buku yang berada di perpustakaan, antara lain:

Jenis Koleksi Buku di Perpustakaan Sekolah

Ilustrasi buku di perpustakaan sekolah

Buku merupakan bentuk cetakan yang tidak bisa dijauhkan dari aktivitas belajar mengajar. Kebutuhan buku dalam proses pembelajaran menjadi salah satu kebutuhan wajib dimana peran buku utamanya dapat digunakan sebagai bahan ajar ataupun sumber belajar. Peranan sebagai bahan ajar sekaligus sumber belajar ini hampir dapat ditemukan pada setiap proses pembelajaran, hal ini banyak dikarenakan penggunaan buku yang mudah, murah, dapat digunakan kapan saja dan yang terpenting mampu memuat seluruh materi serta perangkat yang dibutuhkan dalam pembelajaran dalam sebuah bahan cetak.

Sekolah maupun institusi penyelenggara pendidikan lain sebagai pelaksana pendidikan sekaligus pusat kegiatan pembelajaran berlangsung diharapkan mampu menyediakan sarana dan prasarana atau fasilitas pendukung yang baik. Berkaitan dengan buku, maka sekolah harus memiliki pusat koleksi buku dimana buku-buku tersebut dapat digunakan seluruh personel sekolah terutama guru dan siswa untuk mendukung kegiatan pendidikan atau pembelajaran yang dilangsungkan. Fasilitas yang dimaksud adalah perpustakaan sekolah. Perpustakaan sekolah dapat berfungsi sebagai tempat pembelajaran diluar kelas.

”Gadget” untuk Meningkatkan Minat Baca

Ilustrasi gadget

SEKARANG
ini, membaca tidak hanya bisa dilakukan secara konvensional melalui buku. Seiring perkembangan teknologi, orang dapat mengakses berbagai jenis bacaan melalui internet. Bahkan, pengguna teknologi bisa beralih meng-update pengetahuannya dengan membaca e-book ataupun berita secara mobile. Menggunakan gadget yang umumnya tak pernah tertinggal jika bepergian. Seperti, ponsel, PDA, atau notebook .

Kehadiran berbagai gadget ini, tentunya bermanfaat sebagai sarana edukatif, terutama meningkatkan budaya gemar membaca. Mengingat dari gadget segala bentuk informasi bisa diakses, bahkan dari gadget kita juga bisa membaca buku elektronik (e-book) yang menyajikan informasi digital tanpa harus ribet membawa buku-buku yang tebal. Namun, itu semua akan percuma bila gadget hanya dimanfaatkan untuk bermain game ataupun HANYA membuka sosial media. Seperti diungkapan Ni Putu Nadia Nikki Utami, siswi SMAN 6 Denpasar.

Perpustakaan Sekolah Penting Gairahkan Minat Baca Siswa

Perpustakaan sekolah menggairahkan minat baca siswa

DENPASAR - Pemerintah terus mendorong setiap sekolah agar bisa mengalokasikan lima persen anggaran operasionalnya untuk kepentingan perpustakaan dalam upaya menggairahkan minat baca siswa.

Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof Musliar Kasim menyatakan, sesuai amanat UU No 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, maka setiap perpustakaan baik yang diselenggarakan pemerintah, sekolah atau swasta harus memenuhi standar sertifikasi nasional.

Agar bisa perpustakaan dan pengelolanya bisa memenuhi kompetensi standar nasional itu maka setiap sekolah diminta mengalokasikan anggaran operasional sekolah sebesar lima persen untuk belanja perpustakaan.

Tuesday 3 March 2015

Meningkatkan Minat Baca pada Anak


Oleh: Winta Hari Arsitowati, staf pengajar IWEC

Meningkatkan wawasan anak adaah hal yang penting dilakukan oleh setiap orangtua. Berbagai cara dapat dilakukan agar anak-anak bisa mendapat asupan pengetahuan yang baik. Salah satunya adalah dengan membiasakan mereka untuk membaca.

Namun, orang tua terkadang masih memiliki berbagai kendala untuk membuat putra-putrinya minat membaca. Padahal membaca adalah salah satu kegiatan yang dapat memberi investasi jangka panjang dalam hal ilmu.

Perpustakaan SD Muhammadiyah Sapen Terakreditasi A

 
Perpustakaan SD Muhammadiyah Sapen Yogyakarta


YOGYA (KR)
. Perpustakaan SD Muhammadiyah Sapen Yogyakarta, berhasil meraih nilai akreditasi A dalam penilaian akreditasi perpustakaan yang dilaksanakan oleh Perpustakaan Nasional RI untuk jenjang sekolah dasar, belum lama ini. Sebelumnya pada tahun 2009, Perpustakaan SD Muhammadiyah Sapen meraih juara II lomba perpustakaan tingkat nasional. "Perpustakaan SD Muhammadiyah Sapen merupakan satu-satunya perpustakaan di jenjang SD di DIY yang diakreditasi oleh Perpustakaan Nasional RI bersamaan dengan akreditasi perpustakaan SMP, SMA, dan perguruan tinggi." kata kepala SD Muhammadiyah Sapen, Sofyan, S.Si., M.Pd. Jumat (27/2).

Membentuk Karakter Cinta Membaca: Sinergi Keluarga, Perpustakaan Sekolah, dan Perpustakaan Daerah.

Sinergitas perpustakaan, anak, dan orang tua dalam meningkatkan minat baca. (Sumber: Arpusda Kota Jogja)

Oleh: Chindy Vionariska, A.Md-Pustakawan Perpustakaan Kabupaten Lumajang


Di Kabupaten Lumajang ini program ‘KF’ Keaksaraan Fungsional telah gencar digarap secara terpadu bersama beberapa organisasi wanita hingga berakhir dan selesai. Kondisi ini menunjukkan bahwa semua masyarakat Lumajang telah memiliki kemampuan membaca. Ini memberi gambaran kepada kita bahwa masalah rendahnya minat baca masyarakat kita akan terselesaikan. Kita ketahui bersama bahwa minat baca masih menjadi masalah yang belum terselesaikan sampai saat ini, padahal telah banyak usaha yang dilakukan untuk “mengatrol” minat baca masyarakat. Dan ada kolerasi antara faktor kemampuan membaca dengan minat baca. Seseorang tidak akan bisa membaca, apalagi memiliki budaya baca apabila tidak bisa membaca atau buta aksara.

Monday 2 March 2015

Menumbuhkan Semangat Gemar Membaca

Oleh: Chindy Vionariska, A.Md

Anak sedang membaca.

“Bacalah, dan Tuhanmu Maha Mulia, yang mengajar manusia dengan qalam (pena)”.

Banyak siswa yang mulai menyadari pentingnya membaca di era global ini. Buktinya seringnya mereka hadir di perpustakaan merupakan catatan positif yang luar biasa. Mungkin ini dampak dari munculnya slogan di mana-mana yang mengajak para siswa gemar membaca. Dengan membaca diharapkan para siswa memiliki wawasan luas tentang kehidupan dan alam semesta.

Sunday 1 March 2015

Menumbuhkan Minat Baca di Perpustakaan Sekolah

Oleh : Eko Budiyono

Ilustrasi membaca buku


Perpustakaan sebagai lembaga yang mengelola sumber informasi dan sumber belajar semestinya menduduki posisi kunci dalam proses pendidikan dan pelatihan baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat pada umumnya. Demikian juga perpustakaan sekolah didirikan dengan tujuan, selain sebagai sumber informasi dan sumber belajar perpustakaan sekolah juga diharapkan bias atau dapat digunakan yang sebagai sarana untuk menumbuhkan dan mengembangkan minat baca, kegemaran membaca dan budaya baca bagi siswa.

Menumbuhkan kecintaan siswa terhadap buku dengan gemar membaca memang bukanlah hal yang mudah dilaksanakan. Namun demikian jelas bahwa kegemaran membaca bagi siswa akan banyak memberikan manfaat dalam kehidupannya terutama bagi kesuksesan belajar atau pendidikannya sebab kegemaran membaca adalah merupakan modal utama siswa dalam proses belajar yang dilaluinya. Demikian juga melalui membaca siswa dapat mengembangkan imajinasi, mengenal karakter kepribadiannya.

Mendikbud: Persentase Minat Baca Indonesia Hanya 0,01 Persen

Minat baca siswa (cindyviolibrarian.wordpress.com)

[JAKARTA] Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengatakan, budaya membaca di Indonesia sampai saat ini masih sulit diterapkan. Ia mengatakan budaya membaca buku sampai saat ini masih rendah. Berdasarkan data UNESCO, presentase minat baca Indonesia sebesar 0,01 presen.

" Ini berarti dari 10.000 orang hanya satu saja yang memiliki minat baca, " kata Anies di Gedung Istora, Senayan, Jumat(27/2) pada acara pembukaan pameran Islamic Book Fair (IBF) yang dihadiri oleh Ketua Panitia IBF, M Anis Baswedan, Ketua Ikatan penerbitan Indonesia (IKAPI) DKI Jakarta Afrizal Sinaro, dan Ketua Umum IKAPI, Lucya Andam Dewi.

Menurut mantan rektor Universitas Paramadina itu, Indonesia masih tertinggal jauh dengan negara lain dalam minat membaca. Ia menekankam pameran seperti IBF harus mampu menjadi semangat untuk mewujudkan masyarakat terdidik dengan mendorong minat baca bagi anak - anak di sekolah. Caranya dengan keteladanan.

Saatnya Borong Ilmu - Tentang Minat Baca Siswa di Indonesia

Membaca di sebuah perpustakaan sekolah (alfatihlibrary.blogspot.com)
FAKTA ini memang kurang baik bagi kita semua. Minat baca masyarakat Indonesia tergolong masih sangat rendah. Organisasi dunia yang menangani masalah pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan (UNESCO) pada 2012 melaporkan bahwa indeks minat baca warga Indonesia baru mencapai angka 0,001. Artinya dalam setiap 1.000 orang Indonesia, hanya ada satu yang memiliki minat baca.

Yang memprihatinkan, dalam satu survei di Tanah Air, Kalimantan Selatan disebut sebagai daerah yang minat baca masyarakatnya terendah di Indonesia setelah Sumatera Selatan.

Rendahnya minat membaca suatu bangsa tercermin dari rendahnya minat membaca masyarakatnya. Dan rendahnya minat membaca masyarakat dapat diukur dan dilihat dari seberapa besar minat membaca para peserta didik di sekolah.

Jadikan Membaca Kegiatan Menyenangkan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)

[JAKARTA] Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan mengimbau masyarakat untuk menjadikan gerakan membaca sebagai kegiatan yang menyenangkan bagi anak-anak.

"Kita cari cara lain untuk merangsang perasaan menikmati membaca bagi anak-anak bukan memaksa atau dengan berpidato," katanya saat pembukaan Islamic Biok Fair ke-14 pada 2015, Istora Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat (27/2).

Dengan membaca, lanjutnya, setiap orang akan memiliki wawasan luas karena mendapat pengetahuan baru dan melatih imajinasi serta mengetahui perkembangan dunia.

Ia mengatakan perkembangan dan kemajuan peradaban suatu bangsa dikaitkan dengan tingkat perkembangan budaya membacanya.

Peradaban bangsa berbudaya membaca juga didukung sarana seperti perpustakaan, sarana yang mendukung proses belajar mengajar, sarana yang menunjang kesadaran tentang peran diri, keluarga dan masyarakat dalam membangun suatu bangsa yang maju dan cerdas.